Lihat ke Halaman Asli

Made Gede Arthadana

Magister Ilmu Hukum

Melihat Sisi Positif Covid-19

Diperbarui: 14 Mei 2020   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dunia sedang dihebohkan oleh pandemi yang sungguh mematikan sistem keuangan khususnya di negara tercinta Republik Indonesia. Sektor pariwisata di Bali pun ikut terkena imbas yang paling berdampak akibat virus Covid-19 ini.

Entah dari mana asal virus ini, kita hanya mengikuti saran dari pemerintah baik itu di Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota dengan cara menerapkan Social Distancing dan/ atau Physical Distancing agar dapat memutus rantai penyebaran virus ini. Yang Jelas virus ini tidak terlihat oleh mata kita, virus ini juga bagaikan musuh dalam selimut yang sampai saat ini jumlah masyarakat positif Covid-19 terus bertambah daripada yang sudah sembuh. 

Dimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa sesungguhnya yang namanya pandemi atau wabah mematikan ini tidak ada nilai positifnya sedikitpun. Namun dalam hal ini penulis mencoba melihat dan menuangkan dalam sebuah opini bahwa Covid-19 pun memiliki sisi positif. seperti :

1. Lebih peduli terhadap kesehatan dan kebersihan

Pemberitaan mengenai wabah virus corona Covid-19 memang membuat panik di sejumlah negara, khususnya di Indonesia. Namun dibalik itu semua kita sekarang lebih memperhatikan kesehatan dan lebih menjaga kebersihan dengan cara olahraga yang teratur, istirahat yang cukup, makan dan minum yang bergizi serta mengkonsumsi vitamin. 

Kita juga jadi mengingat untuk peduli dengan sesama dan memaksa diri untuk bisa bekerja sama secara global dengan kompak melakukan social distancing dan/ atau physical distancing serta isolasi mandiri. Dengan mengingat bahwa hidup manusia secara tidak langsung saling terhubung, kita diingatkan betapa berharganya kita satu sama lain. 

2. Manusia saling membantu

Semenjak COVID-19 muncul, banyak negara-negara di dunia mulai gotong-royong, bekerja sama dengan negara lainnya di belahan dunia. Bahkan, bukan hanya dalam skala besar, di antara individu, tingkat kepedulian terhadap sesama juga makin tinggi. Contohnya adalah banyak orang rela membantu orang lain mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi mereka yang lemah, bahkan terhadap orang asing sekalipun. 

Dalam ajaran agama Hindu dikenal dengan falsafah Tri Hita Karana yaitu tiga penyebab terciptanya kebahagiaan. Falsafah tersebut memiliki konsep yang dapat melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi yang dalam hal ini adalah pandemi covid-19. 

Hakikat ajaran Tri Hita Karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini yang meliputi hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan alam sekitar, dan hubungan manusia dengan ke Tuhan (Sang Pencipta) yang saling terkait satu sama lain. Setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya. 

Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya. Apabila keseimbangan tercapai, manusia akan hidup dengan menghindari daripada segala tindakan buruk. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline