Lihat ke Halaman Asli

Homsah Artatiah

Ibu Rumah Tangga, Konten Kreator

Jangan Anggap Remeh Masalah Motorik Anak

Diperbarui: 9 April 2019   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bunda punya anak berapa dan usianya berapa tahun? Jika ananda sekarang sudah besar entah itu memasuki usia remaja atau mungkin sudah dewasa, apakah Bunda masih ingat dengan perkembangan motorik ananda mulai dari tengkurap, duduk, merangkak dan berdiri? Sekilas gerakan-gerakan di atas mungkin tampak sederhana di mata kita. Namun ternyata dari gerakan dasar tersebut sangat penting dan menjadi investasi kemampuan ananda di masa yang akan datang.

Tengkurap, duduk, merangkak, merupakan jenis kemampuan motorik pada anak. Kemampuan motorik tersebut ternyata tidak bisa dianggap remeh temeh. Beberapa waktu yang lalu saya sempat berkonsultasi dengan seorang psikolog yang intinya mengatakan bahwa ketika ada keterlambatan masalah motorik atau bahkan ada satu proses sistem motorik yang tidak tuntas maka kedepannya bisa terjadi masalah pada ananda seperti masalah bicara, masalah belajar, bahkan emosinya.

Psikolog Ani Christina menuturkan bahwa masalah "motorik" ini merupakan sebuah sistem kerja tubuh manusia yang kompleks. Gerakan tubuh secara umum terjadi karena ada kerja organ reseptor atau penerima stimulus, kemudian masuk di sistem sensorik, lalu diproses oleh sistem motorik sehingga terjadilah gerakan pada organ.

Jadi Bunda, sebenarnya masalah motorik ini ada kaitannya dengan adanya stimulus/ rangsang. Jika ada yang berpendapat bahwa anak akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Maka jawabannya tidak selalu. Jaman saya kecil dulu saya terbiasa bermain di lapangan main engklek, gobak sodor, main tali, dan sebagainya. Aneka permainan jadul tersebut merupakan salahsatu bentuk stimulasi motorik, saat bermain anak-anak terbiasa menggerakkan anggota badannya, berdiri, jongkok, berlari, melompat, berjalan maju mundur, dan sebagainya. Sedangkan kids jaman now aneka permainan tersebut sudah mulai tergantikan dengan gadget, PS, dan lain-lain.

Contoh kemampuan motorik lainnya adalah mengunyah.  Kemampuan mengunyah makanan pada anak ternyata berpengaruh juga terhadap kemampuan bicara pada anak. Saya punya pengalaman pribadi terkait masalah tersebut.  Dulu saya telat memberikan MPASI pada si Bontot karena dia lebih suka mimi ASI. 

Saat mulai diberi MPASI di usia 6.5 bulan ternyata si Bontot  jarang mengunyah makanan, dia lebih suka ngemut makanan, agak sulit menelan dan ternyata efeknya si Bontot mengalami masalah bicara salahsatunya karena kemampuan oral motor di kecil kurang terlatih dengan baik. Alhamdulillah dengan diberikan nutrisi gizi seimbang dan beberapa stimulsi seperti sering diajak bicara, diajarkan meniup balon, dimotivasi untuk mengunyah makanan, minum menggunakan sedotan, latihan meniup lilin, dan sebagainya berdampak positif pada peningkatan kemampuan bicara pada ananda.

Jadi Bunda, yuk kita cek kemampuan motorik ananda, apakah ananda sudah tuntas motoriknya atau belum? Tidak ada kata terlambat dalam menstimulasi anak. Semoga anak - anak kita tumbuh tinggi dan kuat, cerdas dan kreatif, supel, mandiri, dan percaya diri. #mombassadorsgmeksplor #sgmeksplor #generasimaju

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline