Pada dasarnya manusia cenderung berpusat pada suatu titik-titik tertentu dalam kehidupannya tanpa memerhatikan titik kehidupan yang lain sehingga kehidupan menjadi tidak seimbang. Banyak diantara kita yang sering mengeluh walaupun telah mencapai suatu hal.
Contohnya seperti orang sudah kaya, dengan penghasilan yang sangat besar misalnya 10 milyar per tahun, namun dia sering mengeluhkan kehidupan keluarganya, pasangannya, atau bahkan kesehatannya. Ini karena orang tersebut berpusat pada uang/harta. Fokusnya selalu pada uang, sehingga itulah yang menjadi pedoman hidupnya. Ini memang tidak baik. Bukan berarti saya menyatakan orang yang punya banyak uang adalah orang yang tidak baik (justru punya banyak uang sangatlah bagus jika kita mampu mengalokasikan dan mengembangkannya dengan baik di setiap bidang kehidupan), namun jika kita berpusat pada uang/ harta, uang itulah yang mengontrol diri kita, bukan sebaliknya. Dalam hal rasa aman misalnya, kita akan merasa aman bila kita punya banyak uang, jika tidak kita akan terus-menerus dihantui oleh ancaman ekonomi. Kita akan mudah stress jika hanya berpusat pada uang.
Atau, masih banyak lagi pusat-pusat alternatif di dunia ini seperti, berfokus pada pekerjaan, keluarga, pendidikan, pasangan, teman, dan bahkan pada musuh.
Jadi kemana harusnya fokus kita? Hakikat alami manusia sebenarnya berpusat pada prinsip. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Stephen R. Covey dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People , prinsip selalu memiliki konsekuensi wajar yang melekat . Prinsip bersifat universal dan berlaku pada semua orang tanpa batasan waktu. Dengan berpusat pada prinsip, maka kita akan melihat dunia dengan "kacamata" yang berbeda-beda dan menciptakan paradigma mendasar tentang hidup yang efektif.
Dengan berpusat pada prinsip, maka kita akan melihat semua pusat-pusat alternatif (uang, keluarga, pekerjaan, teman, dll) tersebut menjadi bagian pada pusat terhadap prinsip. Dengan demikian tiap kali kita mendapat suata hal yang harus dilakukan atau masalah, maka kita akan memisahkan diri kita dari perasaan yang reaktif atau emosi situasi yang dapat memengaruhi kita. Kita bisa berpikir lebih bijak dengan mengevaluasi dan memutuskan solusi terbaik pada apa yang seharusnya kita lakukan dalam mencapai keefektivan hidup kita. Karena jika ada sesuatu yang mencoba memasuki aktivitas kita, kita bisa secara proaktif, dan penuh kesadaran diri memilih apa yang akan kita lakukan.
Akhirnya, dengan kita terus-menerus berpedoman pada prinsip, kita akan menjalani kehidupan yang seimbang, dan tentunya tidak ada lagi rasa penyesalan ataupun keluhan-keluhan karena merasa tertekan di sisi-sisi lain kehidupan.
Semoga ini bermanfaat bagi kita semua, maaf apabila kata-katanya kurang bagus, maklum ini postingan pertama saya, hehe.
Keep spirit & enjoy this life...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H