Lihat ke Halaman Asli

Biografi Sokrates dan Pemikirannya

Diperbarui: 10 Juni 2022   20:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Filsafat Sokrates merupakan peralihan dari masa filsafat Pra-Sokratik(sebagai filsafat alam) ke masa filsafat Sokratik(sebagai filsafat antroposentris). Filsafat ini memiliki perhatian utama dalam mencari hakikat kehidupan manusia menggunakan pendekatan rasional. Banyak pembahasan yang dikaji dalam era ini: Manusia, Sosial, Etika dan dll.

1.Riwayat Hidup

Sokrates(470-399 SM). Ia merupakan Filsuf yang sangat banyak mendapat perhatian, sekaligus menjadi guru dari banyak filsuf setelahnya. Sokrates sama sekali tidak menulis pemikirannya, semua pemikirannya dituangkan dalam praktik dialog. 

Itu karena Sokrates mempunyai metode maieutike tekhne (Seni kebidanan), Sokrates percaya bahwa ilmu terdapat dalam diri manusia, bukan dari orang lain. seperti contoh; Seorang bidan hanya pembantu dalam persalinan, ia hanya membantu seorang ibu untuk mengeluarkan bayi-nya. Begitu pun dengan ilmu. Walaupun Sokrates sama sekali tidak menulis pemikirannya, namun kita bisa membaca riwayat hidup dan ajarannya dalam karya-karya muridnya, seperti: Aristophanes, Xenophanes, Plato, dan Aristoteles. 

Sokrates memiliki kepribadian yang sangat sederhana, hampir setiap hari ia berjalan tanpa alas kaki ke pasar-pasar dan ke tempat ramai hanya untuk mengajak orang lain dialog. Sikap religius Sokrates sering kali menjadi objek diskusi, Sokrates menganggap mitologi tidak benar dan hanya karangan dari para penyair. 

Tetapi Sokrates sendiri adalah orang yang beragama, ia percaya bahwa ada Tuhan yang Maha bijaksana dan Maha baik, yang menguasai dan menyelenggarakan dunia. Bahkan ia menganggap bahwa keaktifannya dalam bidang filsafat sebagai tugas yang dipercayakan kepadanya oleh Tuhan. 

Namun begitu, akibat dari perbuatan Sokrates tersebut, pada tahun 399 SM, Anytos, mengemukakan tuduhan dan membawa Sokrates ke pengadilan. Tuduhan itu berbunyi:"Sokrates bersalah, karena ia tidak percaya pada dewa-dewa yang diakui oleh Polis dan memasukkan praktik-praktik religius yang baru; ia juga bersalah, ia mempunya pengaruh yang kurang baik atas kaum muda." Apologia (karya Plato). Akhirnya, tuduhan itu membuat Sokrates harus menjalani hukuman mati dengan cara meminum racun.

2.Ajaran Sokrates

Kalau dilihat sepintas, rasanya Sokrates tidak ada bedanya dengan kaum Sofis. Sebagaimana kaum Sofis, Sokrates berbalik dari filsafat alam kepada manusia sebagai objek pembahasannya. Sebagaimana juga Sofis, Sokrates pun memulai filsafatnya dari kehidupan sehari-hari dan dari kehidupan yang konkret. Akan tetapi ada satu perbedaan antara Sokrates dan kaum Sofis, ialah Sokrates tidak menyetujui relativitas yang dianut kaum Sofis. Menurut Sokrates, ada kebenaran objektif, kebenarang yang tidak tergantung pada kita dan kalian.

a.Metode

Seperti yang sudah di kutip di awal bahwa Sokrates tidak membukukan pemikirannya. Sokrates menggunakan metode dialektika, ialah metode dengan banyak bercakap-cakap. Sokrates tidak menyelidiki fakta-fakta, melainkan ia menganalisis pendapat-pendapat orang lain. Ia selalu mulai dengan menganggap jawaban pertama sebagai hipotesis dan dengan pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut ia menarik segala konsekuensi yang dapat disimpulkan dari jawaban-jawaban tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline