Halmahera Selatan - Air laut di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. dilaporkan mengalami perubahan warna dari biru ke cokelat pada Rabu (22/11/2023).
PT Wanatiara Persada, Salah satu perusahaan tambang yang beroperasi di pulau tersebut, menjelaskan bahwa hal itu disebabkan oleh meluapnya penampungan air milik mereka.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Komisi III DPRD Halsel, Safri Thalib, usai rapat dengar pendapat (RDP) dengan pihak terkait pada Jumat (24/11/2023).
Safri mengatakan bahwa pihak perusahaan sudah menjelaskan bahwa perubahan warna air laut bukan akibat limbah tambang, melainkan akibat limpasan air hujan yang membawa tanah ke laut.
"Penampungan air yang dibangun oleh perusahaan itu memiliki kapasitas yang tidak cukup (kecil) sehingga saat turun hujan deras mengguyur wilayah perusahaan, penampungan itu meluap keluar karena debit air sudah melebihi kapasitas. Hal itu menyebabkan tanah yang dibawa ke laut membuat air laut berwarna cokelat," kata Safri. Dikutip dari haliyora.com
Safri menambahkan bahwa pihak perusahaan sudah bersedia menindaklanjuti rekomendasi DPRD dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Halsel untuk menangani masalah tersebut.
Rekomendasi tersebut antara lain memperbaiki dan meningkatkan volume tempat penampungan air, serta melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap kualitas air laut.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Halsel, Yusuf Untung, menyatakan bahwa perubahan warna air laut di Pulau Obi tidak disebabkan oleh limbah industri tambang.
"Hingga kini belum kami temukan adanya indikasi pencemaran," ujar Yusuf.
Untuk memastikan hal tersebut, Plt Kepala DLH Halsel, Samsu Abubakar, mengatakan bahwa pihaknya telah mengambil sampel air laut di Pulau Obi untuk diuji di laboratorium milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).