Lihat ke Halaman Asli

Surat terbuka Siswi SMA kepada Mendikbud terkait Kecurangan Unas

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Namanya Nurmillaty Abadiah, Arek Suroboyo ini sekolah di SMA Khadijah Surabaya kelas 3 yang baru saja mengikuti Unas. Pada tanggal 18 April 2014 lalu melalui Akun Facebooknya dia membuat sebuah tulisan  apik yang berupa Surat terbuka yang ditujukan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh. Surat terbuka yang merupakan unek-unek nya selama mengikuti Unas tersebut sangat menyentuh hati.

Curhat, unek-unek serta pengalaman pribadinya selama mengikuti unas tersebut ditulisnya dengan runtut dan apik, mengindikasikan kecerdasan seorang Nurmillaty yang masih SMA itu. Penulis sendiri mungkin pada seumuran segitu belum bisa menulis sebagus itu hehehehe... Sekarang pun menulisnya masih belepotan (malah curhat sendiri :D )

Selain tulisannya yang bagus, surat terbuka untuk Mendikbud tersebut juga sungguh sangat berani dan sedikit 'nakal' . Gimana  tidak berani dan 'nakal' ketika  Nurmillaty  menantang Mendikbud untuk mengerjakan soal-soal unas yang menurut mendikbud sudah berstandar internasional itu.

Saya tantang Bapak untuk duduk dan mengerjakan soal Matematika yang kami dapat di UNAS kemarin selama dua jam tanpa melihat buku maupun internet. Jika Bapak bisa menjawab benar lima puluh persen saja, Bapak saya akui pantas menjadi Menteri. Kalau Bapak berdalih 'ah, ini bukan bidang saya', lantas Bapak anggap kami ini apa? Apa Bapak kira kami semua ini anak OSN? Apa Bapak kira kami semua pintar di Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris sekaligus? Teganya Bapak menyuruh kami untuk lulus di semua bidang itu?Sudah sepercaya itukah Bapak pada kecerdasan kami?

Kekeranian Nurmillaty tidak hanya itu, dia berani mengkritik habis-habisan pelaksanaan Unas yang amburadul dan bocor sana bocor sini itu. Bahkan Nurmillaty mempunyai istilah sendiri mengenai kebocoran Unas, yang menurut wanita berkerudung itu pasti ada permainan orang dalam. Dengan dengan banyaknya variasi soal bahkan membikin semakin mahalnya harga kunci jawabah hehehehe....

Sekalipun dengan 20 paket soal, joki-joki itu rupanya masih bisa memprediksi soal sekaligus jawabannya. Peningkatan jumlah paket itu hanya membuat tarif mereka makin naik. Setahu saya, mereka bahkan bisa menyertakan kalimat pertama untuk empat nomor tententu di tiap paket agar para siswa bisa mencari yang mana paket mereka. Lho, kok bisa? Ya entah. Tidak sampai di sana, jawaban yang mereka berikan pun bisa tembus sampai di atas sembilan puluh persen. Lho, kok bisa? Ya sekali lagi, entah. Seperti yang saya bilang, kalau sudah sampai sembilan puluh persen akurat begitu bukan bocor lagi namanya, melainkan banjir bandang. Saat joki sudah bisa menyertakan soal, bukan hanya jawaban, maka adalah sebuah misteri Ilahi jika pemerintah masih sanggup bersumpah tidak ada main-main dari pihak dalam.

Selain curhatan dan kritikan, bahkan cewek ABG ini berani sedikit menasehati Mendikbud, inilah katanya :

Pada akhirnya, Pak, izinkan saya untuk mengatakan, bahwa apa yang sudah Bapak lakukan sejauh ini tentang UNAS justru hanya membuat kecurangan semakin merebak. Bapak dan orang-orang dewasa lainnya sering mengatakan bahwa kami adalah remaja yang masih labil. Masih dalam proses pencarian jati diri. Sering bertingkah tidak tahu diri, melanggar norma, dan berbuat onar. Tapi tahukah, ketika seharusnya Bapak selaku orangtua kami memberikan kami petunjuk ke jalan yang baik, apa yang Bapak lakukan dengan UNAS selama tiga hari ini justru mengarahkan kami kepada jati diri yang buruk. Tingkat kesulitan yang belum pernah disosialisasikan ke siswa, joki yang tidak pernah diusut sampai tuntas letak kebocorannya, paket soal yang belum jelas kesamarataan bobotnya, semua itu justru mengarahkan kami, para siswa, untuk mengambil jalan pintas. Sekolah pun ditekan oleh target lulus seratus persen, sehingga mereka diam menghadapi fenomena itu alih-alih menentang keras. Para pendidik terdiam ketika seharusnya mereka berteriak lantang menentang dusta. Kalau perlu, sekalian jalin kesepakatan dengan sekolah lain yang kebetulan menjadi pengawas, agar anak didiknya tidak dipersulit.

Pasti pembaca kompasiana penasaran bagaimana surat lengkap dari adik kita yang cerdas dan pemberani ini. Kalau masih penasaran bisa di tengok versi lengkapnya langsung di faceboknya.

Inilah suara hati seorang pelajar yang merasa gundah dan tertekan selama mengikuti Unas. Mungkin siswa sekarang sudah cerdas sehingga bisa melihat realita yang ada di masyarakat. Pemerintah pun sudah tidak bisa menutup-nutupi kebobrokannya. Apabila memang ujian itu bocor, bilang saja bocor tidak usah ditutup-tutupi. Sebenarnya bukan rahasia umum juga bahwa setiap tahun hasil unas adalah hasil yang abal-abal dan perlu dipertanyakan ke sahihannya.

Mungkin surat terbuka dan kritik dari adik Nurmillaty ini sedikit banyak bisa 'menampar' mendikbud sehingga bisa mengevaluasi pelaksanaan Unas dengan lebih seksama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline