Catatan perjalan yang lama tertunda, hingga akhirnya saya merasa perlu menuliskannya, meskipun spirit yang mendorong sekedar untuk mengawetkan pengalaman dalam perjalanan saya ke China tepatnya Beijing dan Tian Jhin. China yang terkenal dengan Great wallnya adalah sejarah panjang dinasti ke dinasti yang pernah berdiri, pemandu trip berkata, satu-satunya objek bumi yang terlihat di bulan adalah tembok china, entah itu sudah diuji secara saintifik atau belum tapi demikian doktrin tourism china. Mao Tse Tung adalah pemimpin komunis China yang terkenal di dunia dan dicintai rakyatnya, foto raksasanya terpampang di Istana kekaisaran tepatnya di depan lapangan Tiananment. . Lapangan yang menjadi saksi bisu pembantaian ratusan mahasiswa yang menggelar aksi demonstrasi yang menuntut sedikit kebebasan di bawah kekuasaan.
Den Xio Peng. Background ideologi komunis China berdampak pada kebijakan negara yang bertangan besi. Larangan aksi massa atau demonstrasi, karena itu dianggap makar dan bisa dipenjara bagi negara China. Setiap keluarga hanya boleh memiliki 2 anak dan laki-laki adalah prioritas mungkin disebabkan Ideologi komunis kental dengan doktrin masyarakat pekerja. Pembatasan dan penekanan jumlah kelahiran juga tidak lepas dari masalah utama negeri tirai bambu ini, tercatat 1.5 Milyar penduduknya adalah masalah paling rumit, China menanggung kebutuhan masyarakatnya hampir disemua sektor, pendidikan, sekolah, kesehatan, fasilitas publik dsb. Jika jumlah penduduk tidak dikendalikan akan membebani kas negaranya.
Disisi lain, gemuknya populasi adalah daya tarik bagi negara-negara maju untuk melakukan invasi dan investasi ekonomi ke China. Kontrol negara terhadap individu dan masyarakat sangat tinggi, kekacauan sosial setiap saat mengancam negara ini, pemerintah China tahu betul makna stabilitas negara dalam rangka pembangunan dan membuat negara lain tertarik untuk penanaman modal dan kerjasama ekonomi. China tidak lagi murni sebagai negara Sosialis atau Komunis, Hampir semua merek otomotif, ponsel dan elektronik rumah tangga ada, produk Amerika,Eropa, Inggris beserta pabriknya merek-merek terkenal ada disana. China menjadi gerbang masuknya produk barat menuju kawasan Asia keseluruhan.
China tidak menerima kerjasama perakitan sebagaimana Indonesia terhadap kebijakan industri otomotif dan lainnya, tapi betul-betul industri yang bisa menyerap tenaga banyak tenaga kerja. China tidak hanya mengandalkan pendapatan di sektor pajak expor impor, tapi juga menjadi bagian pemilik dari indsutri asing yang masuk untuk berbisnis. Dengan kebijakan-kebijakan strategisnya, akhirnya mengantarkan China menjadi negara yang memiliki SDM yang kuat, yang mandiri dalam mendirikan pabrik-pabrik raksasa berdaya saing dalam kancah ekonomi global. China memang di gelar.sebagai negara penciplak atau pelagiat dalam industri modern yang berbasis teknologi, bagi saya itu bukan masalah, karena China mampu menciptakan pangsa pasar tersendiri di negara lain.
Toh negara seperti Jepang yang lebih dulu maju juga pernah melakukannya sebelum saya lahir. Teknologi China terkenal kualitas rendah atau ecek-ecek tapi orang orang dikampung dan pelosok bisa memilikinya karena harga yang terjangkau. Orang-orang di kampung bisa memiliki handphone untuk berkomunikasi bisnis atau saling memberi kabar kepada keluarganya yang ada di kota. Kebutuhan berkomunikasi di zaman digital menjadi sesuatu yang massal dan China bisa memanfaatkan kondisi itu. Mesin mesin kapal,molen, genset, motor listrik dan banyak lagi dibanjiri oleh produksi China di pasar Indonesia. Dulu ada motor merek Jialing, mesin Jian dong adalah merek andalan China yang berhasil masuk dan menyasar ekonomi menengah kebawah untuk nelayan dan petani. King Long, salah satu jenis mobil bus produksi China dipakai di Arab Saudi untuk pelayanan antar jemput jamaah haji.
Ekspor produk China ke negara negara Asia lainnya semakin hari meningkat dan itu adalah indikator bahwa perekonomian sebuah negara semakin baik. Dalam sebuah laporan ekonomi, China memiliki cadangan USD dan Gold di luar negeri sangat banyak. Berita ini diperkuat ketika negara Uni Eropa berniat meminjam ke China saat Yunani dan Spanyol mengalami resesi. Kebangkitan China dalam ekonomi tidak lepas dari masalah-masalah baru yang muncul. Polusi menjadi masalah ditengah tingginya perkembangan industri di negara ini. khususnya di Beijing., pernah dengar kabar, oksigen murni. Dalam bentuk kalengan tersedia di mini-mini market yang ada di Beijing.
Pengalaman waktu berkunjung ke Beijing, saya tidak pernah melihat sepeda motor bermesin lalu lalang dijalan kota yang bersih, yang ada hanya sepeda dan sepeda motor listrik (recharge) berkeliaran dan parkir di taman-taman kota. Sebagian angkutan bus massalnya memakai listrik. Ini bagian dari program ramah lingkungan pemerintah China tapi juga tidak mampu meminimalisir polusi akibat tumbuhnya Industri dan pabrik pabrik yang pesat. Mengobrol dengan penduduk China di bandara baik petugas imigrasi dan perhotelan agak sulit bahkan dengan berbahasa inggris yang sederhana, masih mendingan dengan penjual-penjual di beberapa mall yang ada di Beijing kita bisa tawar menawar harga dalam bahasa inggris. Entah mungkin pemerintahnya memperketat dan intervensi dalam penggunaan bahasa asing sebagai bagian dari bentuk strategi.
China secara politik memang komunis, tapi dalam kebijakan ekonomi boleh dibilang kapitalis. Mengenai keyakinan agama, Negara menganggap agama sebagai hal yang sangat privat, dan tidak boleh terlembagakan dibawah naungan negara komunis. Sangat sulit menemukan tempat-tempat ibadah di wilayah China. Karl Marx dalam sebuah kalimatnya yang populer Agama adalah Candu menyiratkan bahwa negara komunis tidak butuh agama dalam bernegara.. Pemerintah China berhasil menekan angka skandal korupsi dengan memberlakukan hukum mati bagi tersangka. Melalui eksekusi dan penyiapan peti mati memberi efek jera kepada pejabat-pejabat China termasuk insititusi kepolisian. Satu hal yang akan menjadi pertanyaan sampai saat ini, saat sebuah negara sejahtera secara ekonomi seperti China apakah tidak membutuhkan kemerdekaan dan kebebasan dalam kehidupan sosial sebagai kebutuhan lain? (**)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H