Lihat ke Halaman Asli

Maafkan Saya yang Hanya Dendam dan Sakit Hati

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sadari bahwa sebenarnya melakukan balas dendam karena sakit bukan penyelesaian dari apa yg kurasakan sekarang. Tapi kalau ku ingat betapa maluku karena dilengser menjadi kepala kepegawaian dengan tiba tiba saya merasa malu dan sangat terasa dipermalukan ditengah keluarga ku yang telah menjadikan saya sebagai kebanggaaan. memang ku akui saya selama menjabat juga tidak jujur 100% tapikan semuanya itu adalah sepengetahuan beliau, itu alasan saya kepada keluarga dan kerabat. Dan salah satu alasan saya agar tidak terlalu malu adalah membuat alasan utama bahwa saya hanya karena saya ketahuan menjadi tim sukses lawannya dalam pemilu tahun lalu sampai dilengserkan. Maksud saya adalah menarik simpati keluarga dan hasilnya betul betul manjur, simpati kemudian datang dari semua penjuru.

terus terang saja agar saya terlepas dari dosa kepada keluarga bahwa ini mungkin adalah karma dari para pencari kerja melamar jadi pns selama saya aktif.  jujur saya katakan bahwa memang ada beberapa orang yang seingatku terpaksa ku terima. ada juga yang terpaksa ku bohongi tapi kan saya tidak mengecewakan mereka yang telah ku terima uang terima kasihnya. bayangkan saja kalau saat ini mereka menganggapku sebagai pahlawan pekerjaannya . banyak yang ditahu orang sebenarnya tapi mereka tidak mau membukanya karena takut saya melapor ke polda lagi. mereka betul-betul ku ancam melapor kemana saja pihak berwajib kalau ada yang mau menyudutkanku. bahkan sekarang ada laporan mengenai pengelolaan keuangan pengadaan konsumsi di kantorku yang melibatkan istriku termasuk beberapa spj dinasku yang memang ku akui fiktif. saya juga tidak pernah membohongi kata hati pernah menerima bagian dari beliau atas jasaku dibidang ini.

mohon jangan ada yang merasa bahwa saya sombong dan berani karena sebenarnya saya juga malu seperti ini. yang saya sesali kenapa tidak dari dulu saya tidak mau diajak berkomplot dan bersikap seperti ini. salahkah saya kalau kemudian saya hanya melampiaskan dendamku atas sakit hatiku. kasian saudaraku yang ikut terlibat membela kesakithatianku padahal kalau dia tahu berapa orang yang sebenarnya mencibirkan bibirnya kepada saya maka saya yakin saudaraku pun akan meninggalkan saya karena itu. kasian betul semuanya.

keluargaku yang telah ku luluskan menjadi pegawai tolong jangan bongkar rahasia kita agar tidak bertambah lagi persoalan yang akan dihadapi karena saya pasti akan terus melibatkan beliau .




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline