Sterilisasi Kepentingan Perlu Dijaga
Sebuah paguyuban, sebuah kelompok kekerabatan pada akhirnya tak bisa hanya berbicara pada dirinya sendiri. Ia harus bersipogang dengan kerumunan di luar dirinya. Sebuah kerumunan bernama rakyat. Nun di sanalah kelak akan digantang, ditakar sejauhmana ia bisa berbicara pada orang lain tanpa reserve.
Paguyuban itu bernama PSSI, memang mirip kelompok kekerabatan (mengingat komposisi organisasi ini di masa lalu). Sebuah kelompok kerja yang sejak dulu tak pernah steril dari virus politik. Syukurlah organisasi ini akhirnya lepas dari kendali puaknya. Sebuah kendali yang sarat dengan beragam kepentingan, termasuk politik. Baru saja kita saksikan- dengan ketegangan yang mulai kendur-tentang terkikisnya aroma politik dalam pemilihan ketua umum persatuan tersebut.
Terus terang kalau kita mau sedikit jujur, kongres luar biasa PSSI di Solo kali ini sebenarnya juga tak lepas dari aroma politik persaingan. Tentang siapa yang akan jadi ketua dan mewakili kepentingan siapa dia gerangan.
Tekanan FIFA lah yang membuat keder sejumlah tokoh yang berambisi jadi ketua. Mereka agak sedikit mengendur. Mungkin mereka ini berfikir terlalu riskan kalau bermain sekarang lantaran nama mereka telah di blacklist dan takut PSSI benar-benar kena sanksi dari organisasi pemersatu bola sejagat itu.
Meski begitu, kita juga patut bersyukur atas suksesnya kongres Solo ini. Pengurus sudah terpilih dengan komposisi yang sedikit bersih dari aroma permainan kepentingan sejumlah pihak.
Ketua Umum baru Djohar Arifin Husin sebagaimana diakuinya sendiri, bahwa kerjanya ke depan sangat berat. Mulai dari membenahi organisasi yang mirip kapal pecah hingga memperjuangkan kembali harkat dan martabat sepak bola kita yang belakangan sedang naik suhunya.
Ya… rakyat sebenarnya tidak terlalu peduli siapa ketua PSSI. Yang mereka inginkan adalah bagaimana organisasi ini bisa menjadi katalisator kebangkitan sepak bola kita yang hingga kini masih belum beranjak jauh.(**)
http ://arsyadsalam.wordpress.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI