Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Armand

TERVERIFIKASI

Universitas Sultan Hasanuddin

Puisi | Siapa yang Ditangisi, Neya

Diperbarui: 4 Januari 2019   19:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilutrasi: Ryoka Neya www.asianwiki.com

Pesannya, masuk!
sungguh kutak membaca apa-apa,
kecuali merabai jiwanya.

Seperti seorang pelukis,
kubukan melukis rupa-rambut-dagunya.
Sungguh aku melukis se-isi jiwa Neya,
kekasihku-cairan hatiku.

Seperti pekerjaan,
dimulai tak selesai-selesai.
Begitupun cintaku padanya,
berpangkal-tak berujung.

Di senja itu,
Neya melenggang menujuku.
Sungguh aku telah memeluknya,
sebelum tibanya ke aku.

Dan, pada bibir mungil, itu!
terima kasihku padanya; untuknya
...penerjemah hatinya
padaku

Sebentar saja, Neya sembab,
di pelukanku.

Siapa yang ditangisi, Neya?
Sungguhlah bukan aku; kekasihnya.
Ia tangisi tibanya pisah, kelak!
Tiba yang tak dimaui.

Menangis
Me-lara

------------
Makassar, 3 Januari 2019
@m_armand fiksianer




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline