Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Armand

TERVERIFIKASI

Universitas Sultan Hasanuddin

Puisi | Nantilah Engkau Namai Aku

Diperbarui: 23 Desember 2018   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : shutterstock.com

Nantilah engkau namai aku dalam luka
Kala mendarahi jemari lentikmu
Sesungguhnya hati ini telah lama berdarah
Sebelum engkau menggoresi sayatan baru

Nantilah engkau namai aku mati
Bila engkau memulas pusaraku
Sesungguhnya aku telah lama di makam
Sebelum tiadaku

Nantilah engkau namai aku patah hati
Saat engkau mengacar patahannya
Sesungguhnya hatiku telah lama rengkah
Sebelum tubian iris darimu

Nantilah engkau namai aku tumbang
Kala aku terjerembap di ujung kakimu
Sesungguhnya aku tersungkur berulang-ulang
Sebelum engkau mengamus kata iba

Nantilah engkau namai aku debur
Bila tubuhku tak terapung di lautan
Sesungguhnya aku telah lama karam
Sebelum engkau tahu apa itu karam

Nantilah engkau namai aku pergi
Saat aku terusir olehmu
Sesungguhnya kutelah lama jauh
Sebelum engkau memunggungiku

Nantilah engkau namai aku layuh
Kala kaki dan tanganku meronta
Sesungguhnya telah lama terkilir
Sebelum engkau melumpuhinya

Nantilah engkau namai aku malaikatmu
Bila engkau inginkanku
Sesungguhnya aku cumalah petaka
Sebelum perlumu tiba

Nantilah engkau namai aku pedih
Saat mata ini dalam tangis
Sesungguhnya tangis ini telah lama menemaniku
Sebelum engkau di pelukan orang itu

Ya,... orang itu
Yang engkau urusi raganya
Ya,... orang itu
Yang engkau rawati cintanya

-----------
Makassar, 23 Desember 2018
@m_armand fiksianer

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline