Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Armand

TERVERIFIKASI

Universitas Sultan Hasanuddin

Puisi | Ruahan Maya

Diperbarui: 10 Desember 2017   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

citizendaily.net

Aku lahir di lampau
Tiris maya
Aku hidup di kini
Ruahan maya

Aku di lalu
Jauhku di tengkar-tengkar
Sepi dalam tenang
Tenang dalam hikmat

Aku hidup di sekarang
Berdekatan dengan selisih
Perang-perang di alam linimasa
Masa berlumur marah

Seluruh kata terendap di silam
Kini bersilangan di depan wajahku
Hingga wajah-wajah sangar
Bermalukan

Ruahan maya, kendaraan cepat
Muati sampah-sampah kata
Lalu dibuanglah kata-kata itu
Mengenai kepada siapa saja, tak berkecuali

Ruahan maya, jembatan pendek
Dilintasi caci dan maki
Lalu aku harusnya apa?
Lalu aku dimesti apa?

Oh Tuhan, kuberkeluh lagi
Di zaman gesit dalam maju
Di budaya didera-dera:
Hitungan mundur

------------------------
Makassar, 10 Desember 2017
@m_armand fiksianer
Powered by Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline