Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Armand

TERVERIFIKASI

Universitas Sultan Hasanuddin

Puisi | Menyemai Diam Menanam Duga

Diperbarui: 22 Agustus 2017   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: aisyafra.wordpress.com

Karena kamu air mataku
Tersebab oleh bahagia atau perih
Perih oleh semalam itu -engkau jaraki hatiku-
Melupaiku

Dan berikutnya aku diam
Saat kamu menyapa, aku jinakkan amarahku
Dan balik menyulam kata; menyapamu
Taklah menyerapah

Ini bukan adatku; mengalah di se-demikian
Lantaran aku tiada hendak mencipta ruang
Untuk dihuni jala-jala prasangka
Yang terayun-ayun; antara aku dan kamu

Bila diam kita semai-semai
Maka kita akan ditanami duga-duga
Mending itu bila duga elok-elok
Bila bukan! Matilah kita

Karena kamu air mataku
Kita tiada bisa berjanji apa-apa
Tiada janji utuh untuk sebuah alun-alun perasaan
Pulalah tiada aksara berjalan baik di dalam itu

Hanya dua hal
Tiada pernah berjanji
Tapinya, mereka datang tepat waktu
Ialah air mata dan kerinduan

Kamu itu perahu kangen
Diharukan hembus rengek angin

***
Dan lagi, karena kamu air mataku
Jua kerinduanku

Se-begitukah aku
Se-adanya kulayarkan perahu
Berbiduk cinta ditumpangi nyanyian hati
Jua lara kalbu

---------------------
Makassar, 21 Agustus 2017
@m_armand fiksianer
Powered by Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline