Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Armand

TERVERIFIKASI

Universitas Sultan Hasanuddin

Puisi | Biarkan Doa Bertarung di Langit

Diperbarui: 6 Februari 2017   03:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri: Muhammad Armand

Pada jaring-jaring batin membalutkan dirinya
Yang diperjumpakan dalam temali cinta
Bila tak bersengaja ataukah bersengaja atas rintang putus
Maka, berpisah pula, jawaban pengakhir

Soalan ini bukan siapa yang ditinggalkan
Atau siapa yang pergi
Ini perkara-perkara hati
Perihal-perihal tak sederhana nan rumit

Kita tak berbincang soal sabar di sini
Kita telah lama tinggalkan alamat sabar itu
Kita berada di sini untuk menyerahkan kepala
Menyerah pada waktu, jua jarak

Sedang tiada bisa kita amanahkan pada gunung
Yang sementara sekali kupandangi itu
Di pengembaraanku ini
Karenamu cantik

Lalu kita menunjuk satu kalimat
"Biarkan doa bertarung di langit"
Tidak masalah doa itu
Untuk jasadku ataukah jasadmu

Sekuasa tangan saja yang berlambaian lemah
Di perjalananku itu, pada pesan kuterima
Dan jangan katakan ada hati yang tertukar
Karena hatiku serasa tak berada di jiwaku ini

Itu bahasa lainnya dari dua hati yang disenyawakan-senafas
Dan lagi; pada pesanmu berlantun doa untuk jasadku
Sebuah penyerahan doa yang tak berbayar
Kutak berkata itu tulus sebab harapmu aku baik-baik saja

Ya... biarkan doa-doa kita bertarung di langit

------------------------
Makassar, 5 Februari 2017
@m_armand fiksianer




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline