Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Armand

TERVERIFIKASI

Universitas Sultan Hasanuddin

Puisi | Ranting Jatuh di Malam Itu

Diperbarui: 10 September 2016   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: minangkabau news

Akhir pukul sebelas malam
Ranting sepohon di tepi jalan raya itu
Jatuh mengaduk aspal
Diserta rontok daunnya

Di sana itu
Menyelimuti separuh jalan
Jejer kaki-kaki kendaraan
Membiaskan diri-menghindar

Rontokan daun-ranting masihlah di sana
Tiada seorangpun peduli dengannya
Terinjak-injaklah ia
Digilas kaki-kaki kendaraan

Lalu ada seorang pengendara
Telah berlalu, ia merenung
Segesit ia belokkan kendaraannya
Menemui dedaunan itu

Dikaisnya dedaunan menepi
Ranting ditumpukinya
Dibahukan sembari bergumam:
Mereka tak peduli padamu

Nantilah kita menemui luka
Darah, patah tulang, tubuh ambruk
Barulah kita mengumpat
Menyerapahi pohon-ranting-daun
Dan mencibiri polisi

Terlambat sudah
Umpatan dan cibiran itu
Karena ranting peduli kita
Telah lama berpatahan

---------------
Makassar, 10 September 2016
@m_armand fiksianer

Catatan:
puisiku terilhami oleh patahnya
ranting di sebuah jalan raya di Tamalanrea-Makassar.
Tak seorangpun berhenti untuk mengamankannya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline