Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Armand

TERVERIFIKASI

Universitas Sultan Hasanuddin

Anakku, Dengar-dengarlah!

Diperbarui: 18 Juli 2016   15:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

donipengalaman9.wordpress.com

Di pagi di depan pintu rumah cicilan kita inilah lagi
Kumantrai ubun anakku berseragam
Nafas hatiku kuhembus aksara:
-Ayah tiadalah berharap si muluk-

Tak merindu engkau pintar di sekolah
Ayah cumalah mendamba jikalau engkau di tahta anak baik

Bersenang-senanglah di halaman sekolah nak
Ceria-bahagia di hampar senyuman pulalah di sana
Rawat-rawatlah ucapanmu di sekolah
Karena itu sekolah nak...Tempatan mulia

Jikalau ucapan baikmu masihlah kering
Basah-basahilah lagi ucapan-ucapan berbudi
Tentunya dari bibirmu yang disusui ibumu...dulu
Perlambang itu kisah kasih di tempo bayimu

Janganlah berhutang pada mulut orang
Untuk engkau lunasi dengan bualan yang kotor-kotor
Lantaran ayah akan bersedih bila itu terlakukan
Di sepengetahuanku ataupun tak

Karena sekalinya lagi
Ayah hantarkan kalimat untukmu
Bila engkau kutitipkan di sekolah
Agarlah engkau ditumbuh-dipupuk selaku manusia baik
Nantinya

Karena lagi rupa manusia baik itu
Seperangkat rasa cerdas dan rasa pintarnya
Akan terikut-ikut jua
Anakku, dengar-dengarlah

---------
Makassar, 18 Juli 2016
@m_armand fiksianer

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline