Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Armand

TERVERIFIKASI

Universitas Sultan Hasanuddin

Puisi | Jangan Terkulai Kekasihku

Diperbarui: 7 Maret 2017   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="gussu.blogspot.com"][/caption]Pada perempuanku terkulai itu, ialah kekasihku
Lengannya itu, dulunya menggandeng lenganku
Dan juga membimbing cintaku
Lalu ia buat jiwaku

Pada perempuanku terkulai itu, ialah kekasihku
Sedahulu lengannya kuat-kuatan
Lengannya gendongan bayiku, dipeluknya
Berpeluh keringat, jua air mata kasih sayang

Pada perempuanku terkulai itu, ialah kekasihku
Yang bibirnya tak mengenal diam
Rewel-cerewet-ngomel
Di saban hari-malamnya

Auamannya itu semisal;
Jangan lupa makan
Hati-hati menyetir
Jangan larak-lirik perempuan di jalan raya

Tetapi kini ia tak mampu serupa itu lagi
Hingga aku lelaki berasa banyak yang raib
Karena engkau tak bawel lagi
Bawel oleh suruhan terulang-ulangmu
Kumalah sedih sekali, ada hal besar yang hilang

Jangan terkulai kekasihku
Pulihlah lagi seperti semula
Kurindu cerewetmu
Kukangen tawar-tawar kecutmu

Aku lelakimu
Berpandang semua peristiwa itu
Adalah ladang sabarku
Sungguh sabar itu bukan wilayah perempuan

Sabar itu milik lelaki dan suami
Pada lelaki...di tiap pagi-siang-sore-malam
Lelaki diberi peluang dalam kesabaran
Oleh rewelnya sang kekasih-istri-perempuan

Sayang, banyak kaumku
Tak pandai mengaduk-aduk sabar
Dalam cawan cinta perempuan
Lalu ia lelaki...
Meretakkannya-pecah-bertumpahan

Pada setiap perempuan
Adalah guru kesabaran
Pada lelaki
Yang pintar memintal arti

------------------
Makassar, 3 April 2016
@m_armand kompasiana

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline