Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Armand

TERVERIFIKASI

Universitas Sultan Hasanuddin

[100Puisi] Pemulung Nenek Bugis Itu

Diperbarui: 1 April 2017   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi bangkirana.blogspot.com: Serupa inilah nenek Bugis itu "][/caption]

Di pukul sepuluh pagi
Kudengar pukulan batu tak bertuan
Aku yang menyiangi was-was
Suara pukulan itu beranjak darimanalah

Oh...Seorang nenek duduk di batu
Memburai benda diserpih-serpih
Lalu...Kuberpacu di tumpu peralatanku
Kuberi padanya sebuah palu

Sang nenek memandangiku juga
Palu di tanganku hendak diraih-raihnya
Pada jemari lemah-kulit keriput sungguhlah
Enggannya menyerah di usia sesepuh itu

Hingga jualah palu itu tetap sajalah di genggamanku
Dan melanjut....Kupecah-pecah benda padat itu
Lalu Si Nenek memasukkannya di karung putih
Setiba selesai

Tiada keluh sesampai ia menunjukkanku
Seorang anak berusia enam tahun
Ialah cucu sang nenek
Pada anak itu yang gigih bersekolah

Oleh uang hasil jualan pulungan
Begitu-itulah alasan sang nenek
Mengayak-ngayak diri di terik dan hujan
Pada cucu yang disayanginya itu

-----------------
Makassar, 17 Februari 2016
@m_armand

Catatan:
Puisi terlahir dari kisah nyata,
seorang nenek etnik Bugis.
Tepat di depan rumahku...
Aku bicara padanya..
Dalam Bahasa Bugis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline