Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Armand

TERVERIFIKASI

Universitas Sultan Hasanuddin

Trik Menulis Opini, Kompasianer Wajib Baca Ini

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13967817592143175838

 

[caption id="attachment_330349" align="aligncenter" width="300" caption="flp-iain.bs"][/caption]

Harfiah OPINI adalah pendapat, gerakan pikiran, magma ide. Ber-opini di media sekaliber Kompasiana, itu tak mudah, tetapi juga tak sulit, pulalah tak rumit. Syaratnya pahami marka-marka dalam menulis opini, serupa:

1. Bagaimana cara Anda mengawali opini (lead)?

2. Apa sesungguhnya isi opini Anda?

3. Perseptual apa yang Anda kerahkan untuk sebuah cuplikan kejadian?

4. Sekuat apa Anda memobilisir opini Anda?

5. Apa Anda haqqul yakin bahwa cuplikan peristiwa itu benar-benar valid?

6. Bagaimanakah Anda mengakhiri opini itu?

7. Gaya bahasa apa yang Anda gunakan?

Tujuh rambu di atas, merindukan training untuk melakukannya, karena ini area pemberi pesan (sender) dan penerima pesan (receiver). Ini berlandaskan pada pesan-pesan komunikasi, menulis OPINI beda tipis dengan MENGAJAR. Keduanya bertepi pada sebesar apa pembaca/pendengar dapat dipengaruhi pikirannya -oleh tulisan/ulasan kita- sampai pada perubahan perilaku. Berapa banyak penulis mengatakan bahwa ini OPINI PRIBADIKU, itu mutlak benar, asalkan tetap bertanggungjawab (responsibility) terhadap apa yang diopinikan. Ada bias di sini, sebab menulis pendapat pribadi, tak berarti bahwa gagasan itu semau gue, sesuka-suka gue. Hingga tak sedikit penulis ketika opininya didebat, ia terbirit-birit sebab ia telah blunder, menuliskan opini pada sebuah peristiwa, yang ia sendiri belum melakukan penelitian cermat terhadap peristiwa itu sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline