Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Armand

TERVERIFIKASI

Universitas Sultan Hasanuddin

Salah Kaprah Tentang Tes Psikologi

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1411361911525008154

[caption id="attachment_360782" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi psikotes saat wawancara kerja/Kompasiana (KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)"][/caption]

"Dia tidak lulus tes psikologi". Kalimat ini jelas salah kaprah, tes psikologi bukanlah soal LULUS atau TIDAK nya seseorang. Tes psikologi adalah pengumpulan informasi terhadap karakter seseorang. Teorema tes psikologi yakni karakter setiap individu berbeda-beda, satu sama lain. Jadi, bukan perkara kelulusan saat seseorang diuji psikologi. Kerap orang menghubung-hubungkan antara tes psikologi dengan adanya kelainan jiwa. Sungguh ini absurd. Sublimnya ketika orang itu cemas saat menghadapi tes psikologi: "Takut hasilnya mengecewakan dan saya dianggap gangguan mental".

Tidak kawan!!!

Tes psikologi itu justru baik kita lakukan, untuk membedah secara ilmiah akan karakter kita. Seperangkat instrumen tes di sana; Edward's Personal Test, Wartegg Test, Test Intelegensi Non Verbal, dan seterusnya. Sebelum Kompasianer ini melanjutkan artikel, maka saya akan kutip pesan kalimat asesor psikologiku: "Usah banyak kritik dan menjatuhkan sesama, mending kamu kritik dirimu sendiri, agar kamu makin matang".

[caption id="attachment_360773" align="aligncenter" width="300" caption="Lembar jawaban yang disiapkan Fakultas Psikologi-UI dalam sebuah asesmen psikologi untuk keperluan promosi jabatan di lingkungan Universitas Hasanuddin, Makassar (Koleksi pribadi. 19-9-2014)"]

14113573992108514112

[/caption]

Kesesuaian

Oke, saya lanjutkan artikel kejiwaan ini. Bahwa karakter Kompasianer itu beragam, maka tiada yang salah dari semua karakter itu. Psiko tes mencari kesesuaian antara karakter dengan jenis pekerjaan/jabatan. Tarulah seseorang berkarakter keras, maka ia cocoknya bekerja di lingkungan kerja yang keras-keras juga. Bila ia seorang penyabar, maka ia cocoknya dipekerjakan di area yang butuh kesabaran tinggi. Misalnya: pramugari, teller bank, SPG. Kenapa? Karena pekerjaan ini sebagai pusat protes, keberatan dan kritik. Berhadapan langsung pula dengan konsumen.

Contoh nyata, ada di sekitar kita, malah di hadapan kita, yakni Admin Kompasiana. Saya belum dapat informasi bahwa saat rekrutmen Admin Kompasiana dilakukan psiko test/asesmen psikologi atau tidak. Yang pastinya, yang saya tahu bahwa jangan coba-coba jadi Admin Kompasiana bila tak memiliki kesabaran tinggi. Sebab, Kompasianer itu jagonya kritik, aslinya pada keluar, protes sana-protes sini. Itu manusiawi, dan itu risiko atas pilihan bekerja sebagai Admin. Sifat sabaranlah yang membuat seorang Admin bisa betah atau hengkang, walau saya takkan 'meneliti' faktor lainnya, sehingga admin bisa bertahan atau resign. Maaf, bukan areaku. Hanya satu apresiasiku kepada Admin Kompasiana bahwa mereka adalah manusia pilihan, wajib memfasilitasi diri dengan ketabahan yang super, tak mudah reaktif negatif, pun tak gampang terprovokasi.

Untuk Perbaikan

Selain kesesuaian jenis pekerjaan/jabatan dengan sifat khas seseorang, tes psikologi juga sebagai pijakan untuk mengubah dari yang kurang baik menjadi baik, dari karakter baik menjadi sempurna, dari sempurna menjadi modal pertahanan sifat baik, terjaga, kontrol tinggi dan meminimalisir kesalahan. hubungannya dengan kejiwaan. Esensinya, tiada yang tidak mungkin, karakter dapat diubah lebih baik, syaratnya: objektif terhadap diri sendiri. Walau tetap diakui bahwa sifat baik dan buruk, telah sepaket pada yang bernama manusia seperti kita.

Maka, manusia kuat, bukanlah semata karena kekuatan fisik, materi atau power. Manusia kuat adalah manusia yang aktif memerbaiki dirinya, mencatat karakternya, kemudian memolesnya untuk bisa lebih dipercantik, diperindah hingga eloklah perilakunya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline