Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Armand

TERVERIFIKASI

Universitas Sultan Hasanuddin

Miris! Facebook Diolok-olok Tsu

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

142071763155818089

Tsu spektakuler, fenomenal dan visioner. Walau server-nya belum seampuh Facebook dan belum segesit Twiter. Tsu miliki aturan ketat, jumlah posting dibatasi, komentar pun tak bebas, follow dijatah. Seolah Tsu berkata: "Howee, walau Tsu berbayar, Anda jangan serakah bro". Serasa hadir keunikan di sana, motif pengguna sangatlah dominan akan ajang buruh Dollar ($). Tertambat unsur emosional di sana. Diam-diam kita ini memanglah human economic, matre dan sendu (senang duit).

Facebook dan Kompasiana

Terenyuh jugalah Kompasianer Makassar ini, menyaksikan beragam gambar 'olok-olokan' kepada CEO Facebook, Mark Zuckerberg. Tak tega membiarkan Mark dijadikan bulan-bulanan, hingga penulis tawarkan advis di sebuah status di akunku dengan Bahasa Inggris yang terbata-bata, pas-pasan dan tersengal. Mohon koreksi bila grammar-ku belepotan.

[caption id="attachment_389491" align="aligncenter" width="300" caption="www.tsu.com"]

1420712836653424359

[/caption]

Status yang terlayangkan itu, mayoritas disambangi  Kompasianer, esensinya mereka agree. Tak elok memburuk-burukkan Facebook yang nota bene toh masih kita gunakan sampai detik ini, Mark telah sangat berkontribusi atas perubahan dunia. Penulis malah menggelarinya sebagai salah seorang tokoh yang berpengaruh dan mengubah dunia di abad ini. Mark 'anak cerdas', beliau tak mungkin diam. Barangkali, ia sedang memikirkan agar medsos raksasanya tak ditinggalkan oleh warganya. Bisa saja, Mark memiliki teknik lain untuk memakmurkan warganya, tarulah memberikan beasiswa kepada akun-akun yang selama ini loyal pada facebook. Ataukah, beliau kampanyekan akan mendonasikan pendapatan facebook kepada negara-negara miskin. Bila itu terjadi, maka pemilik akun di facebook turut mengentaskan kemiskinan dunia. Saya begitu yakin akan kapasitas seorang Mark. Kedua medsos (FB+Tsu) tiada tertutup kemungkinan untuk selenggarakan kolaborasi, hingga kedua tokoh muda ini tiada terlilit dalam nuansa kompetisi. Yang akan terdaulat, malah MITRA RAKSASA dalam mengukir peradaban dunia.

[caption id="attachment_389505" align="aligncenter" width="300" caption="Kuasah tulisanku di Kompasiana ini"]

1420716170716429298

[/caption]

Lalu apa relasinya dengan Kompasiana? Alhamdulillah, sampai kini belum ada yang menegatifkan Kompasiana, media ini tetap menjadi pilihan utamaku dalam menulis. Sisi lain, tergeletak curiga bahwa saya akan turunkan animo menulisku di Kompasiana lantaran kehadiran media buatan Sebastian Sobczak itu. Oh No! Penulis dari Timur Indonesia ini, tetap gigih menulis dan menulis di Kompasiana ini. Barangkali saya tergolong Kompasianer yang tiada mudah lupakan jasa-jasa Kompasiana yang telah 'membesarkanku', mendidikku sebagai jurnalis warga, penulis dan rakyat Indonesia.

[caption id="attachment_389503" align="aligncenter" width="300" caption="www.tsu.com @dikk21"]

1420715926493854910

[/caption]

Informasi akurat, aktual, terbaharukan, toh lagi-lagi kusuai di Kompasiana. Dan soal Tsu, pun kuperoleh dari sebuah artikel media. Tulisan 'heboh' itu dikreasi oleh Kompasianer, bernama Didik Djunaedi. Artikel tekno-internet milik Kompasiana itu bertajuk: "Tsu, Media Sosial yang Akan Membayar Anda". Inilah tulisan perdana di Kompasiana perihal Tsu (bila kutak keliru, red).

[caption id="attachment_389506" align="aligncenter" width="300" caption="Sebastian Sobczak, Founder Tsu (handsome, humble, humanity) www.tsu.com"]

1420716781963762142

[/caption]

Lagi, jangan olok-olok facebook

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline