Lihat ke Halaman Asli

Arsyad Maulana

Peneliti dan mahasiswa Ph.D di UST, Korea Selatan

[:\\bulan]

Diperbarui: 2 Mei 2024   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Haroon Iqbal: https://www.pexels.com/photo/crescent-moon-in-the-black-sky-16963953/ 

Para pendaki selalu menghadapi kebohongan yang sama setiap menggapai puncak tertinggi; bahwa mereka tak lagi memiliki pilihan selain untuk kembali.
.
Lunaria percaya bahwa bulan adalah pusat langit malam dan bintang-bintang bersinar karenanya. Ia yang ingin meraih bulan memulai perjalanannya pada bulan purnama. Lalu ia mengikuti jalur pendakian dengan mempertaruhkan setiap langkahnya pada dua pilihan: untuk terus maju atau kembali. Sang pendaki mencapai puncak tertinggi pada hari kelima belas hanya untuk menyadari bahwa usahanya terbayar dengan kesia-siaan; dan kebenaran bahwa langit malam dapat beroperasi tanpa bulan.
.
Kenyataan singkat bahwa seluruh peradaban ada di bawah telapak kakinya tak memiliki arti; usahanya tak memiliki arti; dan keberadaannya tak memiliki arti. Lunaria turun selama satu hari, lalu mendapati bulan tersenyum jahat di langit untuk membisikkan, "Seandainya kau membuang pilihan."
.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline