Lihat ke Halaman Asli

Arsyad Maulana

Peneliti dan mahasiswa Ph.D di UST, Korea Selatan

[:\\pengembaraan]

Diperbarui: 3 Februari 2023   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Mo Eid: https://www.pexels.com/photo/person-in-black-shirt-standing-on-white-floor-8347500/ 

Bermula dari keberadaannya, dia selalu berkelana ke tiga arah. Dimulai dari titik nol, Charaka menjejaki garis yang menjadi arah pertama. Namun, dia yang mengetahui adanya arah kedua menyusuri kedua arah sekaligus. Meski mengetahui arah ketiga, Charaka tidak serta merta mempu menyusurinya. Tidak hingga baru-baru ini, saat dia secara bebas mempu mengarungi arah ketiga.

.
Selama perjalanannya, dia yang diberkati dengan kemampuan untuk tahu mengisi gelas pengetahuan. Dia tahu betul apa yang ada dan apa yang tidak ada. Dia hanya berkelana ke tempat-tempat yang ada; dari dunia bawah terdalam, terbang di antara bintang-bintang, hingga berjalan di tepian dunia. Karena, dia harus menjadi tidak ada untuk mengunjungi tempat yang tidak ada.

.
Ketika dia telah mengunjungi semua tempat, dilihatnya gelas pengetahuan yang telah penuh. Charaka telah mengunjungi semua yang ada. Ketika keberadaan tak lagi berarti baginya, dia mengambil pilihan terakhir untuk menjadi tidak ada. Orang-orang melihat dirinya binasa, tetapi dia sendiri sadar kalau dirinya masih berjalan, tidak juga menjadi tidak ada. Dia tengah mengarungi arah keempat. Saat itu dia sadar, dia tak mengambil gelas yang cukup besar.
.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline