Lihat ke Halaman Asli

Abahna Gibran

Penulis dan Pembaca

Menunggu Auman "Macan Asia" Saat China Melanggar Kedaulatan Bangsa dan Negara

Diperbarui: 7 Januari 2020   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Tribunnews.com

Dewasa ini kedaulatan negara Indonesia sedang mendapat pelecehan oleh Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Sejumlah kapal ikan dari negeri Tirai Bambu dengan mendapat pengawalan coast guard (kapal patroli pantai) negara Republik Rakyat China, telah melakukan pelanggaran atas Zona Ekonomi Ekslusif di perairan laut Natuna, dan melakukan Ilegal Unreported Unregulated Fishing (IUUF), alias mencuri ikan dengan dengan semena-mena.

Terkait hal itu, jajaran menteri di kabinet Indonesi Maju ternyata tidak sama dalam menyikapinya. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi langsung melayangkan protes, dan memanggil Duta Besar RRT di Jakarta. Selain itu Retno pun menyatakan, pemerintah akan mengerahkan patroli di wilayah perairan laut Natuna.

Sementara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, malah mengajak semua pihak untuk cool, dan santai-santai saja. karena RRT merupakan negara sahabat.

Hal senada dilontarkan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Panjaitan. Iia malah meminta semua pihak untuk tidak membesar-besarkan pelanggaran yang dilakukan kapal ikan dan kapal coast guard China itu.

Oleh karena itu, publik pun terperangah dengan sikap duo Prabowo dan Luhut tersebut.  Bahkan beberapa anggota DPR yang berasal dari parpol diluar dan di dalam koalisi pemeritahan Jokowi- Ma'ruf amin, langsung mengkritiknya dengan pedas.

Juru bicara PKS, Muhammad Kholid, menyebut Prabowo seorang yang lembek, alias lemah, tidak tegas terhadap sikap RRT yang jelas-jelas melanggar kedaulatan dan harga diri bangsa Indonesia.

Begitu juga dengan politisi partai Golkar, Dedi Mulyadi, dengan sindiran ala urang Sundanya mengatakan, bahwa mantan Bupati Purwakarta tersebut merindukan auman Singa Asia (demikian para pendukungnya menjuluki ketua umum partai Gerindra itu) di saat negara RRT melanggar kedaulatan negara di perairan laut Natuna.

Memang bukan hanya para politisi saja yang mengkritisi sikap tiga menteri tersebut. Publik pun bertanya-tanya, ada apa dengan mereka?

Padahal kalau mengenang kembali ke masa-masa jelang Pilpres 2019 lalu, ketegasan Prabowo saat bicara tentang kedaulatan negara, seluruh pendukungnya langsung memberikan aplaus tanpa ragu.

Terhadap modal asing pun, Prabowo sepertinya begitu alergi. Dengan berapi-api ditudingnya intervensi investasi asing, dalam hal ini RRT, yang datang bergelombang, dianggapnya sebagai sebuah ancaman.

Dengan demikian adalah suatu hal yang wajar bila public mengkritisinya sedemikian pedas. Dianggapnya Prabowo tidak konsisten dengan yang pernah diucapkannya. Padahal sebagai seorang mantan  prajurit TNI, baik Prabowo Subianto maupun Luhut Panjaitan, yang menjunjung tinggi Sapta Marga, ketegasannya tidak harus kalah oleh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi yang hanya seorang wanita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline