Lihat ke Halaman Asli

Abahna Gibran

Penulis dan Pembaca

Pilgub Jateng 2018: Sesumbar Sudirman, Bak Senjata Makan Tuan

Diperbarui: 3 Januari 2018   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudirman Said (Kompas.com)

Genderang Pilkada serentak 2018 mendatang, sudah bertalu-talu di setiap penjuru, dan suasananya begitu membisingkan. Masih mending kalau bunyinya itu sesuai dengan nada dan irama yang berada dalam koridor aturan perundang-undangan, fatsun dan etika yang masih dijunjung tinggi sesuai ajaran moral, bisa jadi masih dapat diterima dengan lapang dada.

Akan tetapi apabila tetabuhan genderang itu sudah memberi kesan kebablasan, sampai-sampai terdengar serupa tantangan perang, apa boleh buat, maka kritik, hingga hujatan yang tak kalah nyaring terdengar pun bermunculan, serupa bumerang yang bakal berbalik menyerang yang bersangkutan.

Sebagaimana hal yang terjadi di Jawa Tengah baru-baru ini. Pernyataan salah seorang kandidat Gubernur yang diusung partai Gerindra, PKS dan PAN, yakni Sudirman Said. Tidak hanya mengusik warga Jawa Tengah sendiri tentunya, kader PDIP seluruh Indonesia pun paling tidak akan terbelalak matanya. Bahkan bisa jadi warga yang tidak berkepentingan terhadap Pilkada Jateng itu sendiri, karena bukan kader PDIP, dan sama sekali bukan warga Jawa Tengah, merasa ikut terganggu juga karenanya.

Betapa tidak. Sudirman Said, mantan salah seorang menteri di dalam Kabinet Jokowi-JK itu mengaku tidak gentar dengan nama besar PDI Perjuangan di Jawa Tengah. Dirinya mengaku optimistis bisa bertarung melawan calon yang diusung PDIP pada Pilkada Jateng 2018. Apalagi, kata dia, dalam pilkada yang dijual bukan partai, melainkan figur yang bertarung di daerahnya.

"Betul bahwa pilkada masuk melalui parpol. Tapi kan sekarang bukan memilih partai, sekarang memilih figur," ucap Sudirman Said, Selasa (2/1/2017) lalu.

"Jadi nanti jawabannya seberapa kuat saya dan tim, perangkat, termasuk cawagub, penetrasi kepada masyarakat bawah, itu jadi tantangan. Jadi apa betul PDI-P itu kuat di mana-mana? Yang akan kami tawarkan adalah figur" kata mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu.

Baca juga: Sudirman Said: Apa Betul PDI-P Kuat di Mana-mana?

Pernyataan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral di atas, secara politis bisa diterjemahkan sebagai bentuk optimisme yang bersangkutan, tapi sekaligus bentuk psywar bagi kandidat yang diusung partai politik lain. Terutama PDIP, tentu saja.

Dari kacamata politik, pernyataan Sudirman masih bisa dimaklumi memang. Hanya saja Sudirman sepertinya sudah tercabut dari akar budaya Jawa yang mengagungkan tatakrama. Sehingga bisa jadi bagi masyarakat Jawa sendiri, pernyataan yang bersangkutan akan sulit untuk diterima begitu saja.

Terlebih lagi selama ini Jawa Tengah dikenal merupakan kandang banteng hitam bermoncong putih. Jiwa marhaenis ajaran Soekarno masih begitu melekat kuat. jauh berbeda misalnya dengan Jawa Barat. Apalagi ditambah sekarang ini Presiden Jokowi memiliki kekuatan yang tak tertandingi di tempat asal-muasalnya sendiri.

Sehingga pernyataan Sudirman tadi, tidak menutup kemungkinan serupa sedang menggali kubur sendiri. Alih-alih mendapat simpati, justru malah akan dijauhi. Apalagi bila warga Jawa Tengah mengingat parpol pendukung Sudirman Said dalam Pilkada Jateng 2018 ini. Banyak orang Jawa bilang partai Gerindra, PKS, dan PAN sebagai parpol musuhnya Jokowi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline