Lihat ke Halaman Asli

Abahna Gibran

Penulis dan Pembaca

Memalukan, Pendatang Itu Ternyata Bos Narkoba

Diperbarui: 6 Desember 2017   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepala BNN, Budi Waseso sedang menginterogasi Ronggo Sumber: detikNews

Belakangan ini warga Kabupaten Tasikmalaya, terutama yang berada di wilayah bagian utara, tepatnya di Kecamatan  Pagerageung, sedang dihebohkan dengan penangkapan salah seorang warga oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) yang berinisial SA alias Ronggo (52) sebagai tersangka boss pabrik pil PCC. Selain tersebar dari mulut ke mulut, media lokal dan nasional pun menjadikan kejadian itu sebagai berita utamanya.

Betapa tidak. Berawal dari penggrebekan yang dilakukan BNN terhadap pabrik pil PCC di wilayah Jawa Tengah, tepatnya di kota Semarang dan Solo, kemudian merembet ke Tasikmalaya. Tepatnya di kampung Balananjeur, Desa Pagersari, kecamatan pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya. Pabrik yang memproduksi pil yang belakangan ini menjadi pembicaraan, karena efek dari pemakainya bisa kehilangan kendali, alias menjadi bertingkah seperti orang tidak waras, sebagaimana keterangan resmi pihak BNN sendiri memiliki omzet lumayan besar dan bernilai milyaran rupiah.

Para tetangga dan warga sekitar, sama sekali tidak menyangka Si Mas Ronggo sebagai pemilik prabrik ilegal barang haram tersebut. Sejak kedatangannya di kampung Balananjeur beberapa tahun yang lalu, mereka mengenal sosok Ronggo sebagai pengusaha jamu di kota Bandung yang mendapat jodoh seorang gadis asal kampung Balananjeur.

Di mata warga,  meskipun dianggap sebagai pengusaha sukses, dengan koleksi beberapa mobil mewahnya yang selalu terparkir di garasi rumahnya yang cukup megah, akan tetapi Ronggo bukanlah seorang yang sombong dan tinggi hati. Hampir setiap kesempatan di rumahnya selalu mengadakan pengajian, dengan mengundang ustadz dari wilayah sekitar. Demikian juga saban tahun Ronggo selalu mengeluarkan zakat mal, juga memberikan santunan kepada jompo dan keluarga kurang mampu dalam jumlah yang cukup besar. Demikian juga halnya beberapa kiai ternama yang memiliki pondok pesantren di Kecamatan Pagerageung seringkali mendapat bantuan untuk berlangsungnya pendidikan agama di wilayah itu.

Oleh karena itu semula warga tidak percaya dengan beredarnya kabar penangkapan Ronggo. Hanya setelah muncul di media, dan melihat langsung sekitar rumahnya diberi garis polisi, barulah menjadi yakin kalau Ronggo ternyata seorang boss narkoba, yang disebut oleh Kepala BNN, Budi Waseso sebagai orang yang gemuk dan biadab.

Terkait masalah itu, tokoh pemuda kecamatan Pagerageung, Enang Subhan, menyesalkan kejadian tersebut. Selama ini kecamatan Pagerageung yang dikenal relijius islami, ungkapnya, sudah mendapat aib yang begitu memalukan. Terlebih lagi, lanjut ketua KNPI kecamatan pagerageung ini, Ronggo merupakan seorang pendatang, sehingga segala kebaikan yang telah diberikan kepada warga sekitar kampung, disinyalir hanyalah kamuflase untuk menutupi kebrokbrokannya.

"Memalukan. Pendatang itu telah mengotori kampung kami saja!" cetusnya.

Hal senada diungkapkan Riad Jamil, tokoh muda dari pondok pesantren Suryalaya. "Bagaimanapun, karena nila setitik rusak susu sebelanga. Karena ulah seorang pendatang, seluruh pribumi ikut menanggung malu," tegasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline