Seorang suami di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tega menganiaya istrinya sendiri hingga menyebabkan korban kemudian nyawanya tidak tertolong lagi.
Sebagaimana dikutip dari kompas.com, pelaku nekat melakukan perbuatannya karena kesal korban tak mau dibangunkan saat tidur.
"Pelaku tersulut emosi karena korban tidak mau bangun hingga langsung memukul korban dengan tangan kanan sebanyak enam kali di bagian dada korban," kata Kapolsek Banjarmasin Tengah, Kompol Susilo dalam keterangan resminya yang diterima, Sabtu (5/2/2022).
Bukan hanya itu, pelaku yang belum puas lantas mengambil gunting kuku dan menusuk istrinya di bagian dagu.
Atas perbuatannya, pelaku akan dijerat Pasal 338 subsider 351 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia dengan ancaman kurungan minimal 15 tahun penjara.
Ya, hanya karena gegara istrinya menolak dibangunkan ketika tengah terlelap tidur, begitu mudahnya seorang suami melakukan penganiyaan, atau lebih tepatnya kekerasan terhadap perempuan yang menjadi teman hidupnya.
Kita pun yang masih memiliki hati nurani yang waras, sudah pasti akan menilai perbuatan lelaki tersebut sebagai suatu perilaku yang sudah di luar batas, dan jelas-jelas tidak berperikemanusiaan.
Terlebih lagi apabila kita mengingat kembali pada definisi tentang hubungan antara seorang pria dengan seorang wanita yang terikat oleh pernikahan, bahwa pernikahan merupakan ikatan suci bagi pasangan suami istri yang juga merupakan bentuk komitmen laki-laki dan wanita yang saling mencintai untuk hidup bersama.
Menyatukan dua hati dalam satu tujuan, yakni untuk membangun rumah tangga, adalah suatu hal yang mudah diucapkan, tapi dalam kenyataannya merupakan suatu hal yang sulit untuk dilakukan memang.
Oleh karena itu Islam mengajarkan, bahwa tujuan pernikahan adalah terciptanya keluarga yang sakinah (tenteram dan bahagia), yang berdiri di atas pondasi mawaddah wa rahmah (cinta dan kasih sayang).