Muktamar Organisasi Keagamaan terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 yang diselenggarakan di Provinsi Lampung telah berhasil memilih Ketua Umum Tanfidziyah masa khidmat 2021 - 2026.
Adalah mantan juru bicara Presiden RI ke-4, mendiang Gus Dur, yakni KH Yahya C. Staquf yang berhasil memperoleh suara terbanyak, dengan mengalahkan Prof. DR. KH Said Aqil Siradj, MA, dalam pemungutan suara yang digelar di Gedung Serba Guna Universitas Lampung, Jum'at (24/22/2021).
KH Yahya C. Staquf lahir pada tahun 16 Februari 1966 dan merupakan tokoh Nahdlatul Ulama dari kota Rembang, Jawa Timur.
Selain dikenal sebagai jubir Presiden Abdurrahman Wahid, beliau juga pada 31 Mei 2018, Presiden Joko Widodo melantik Yahya sebagai salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), dan sampai sekarang kakak dari Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, itu juga sebagai pengasuh pondok pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh, Rembang.
Dengan terpilihnya KH Yahya C. Staquf sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PB NU masa khidmat 2021-2026, publik semakin yakin akan konsistensi organisasi keagamaan terbesar di negeri ini sebagai penjaga dan perawat Pilar Kebangsaan di garda terdepan.
Salah satu contoh peran serta PB NU dalam merawat Pilar Kebangsaan, adalah setiap perayaan hari raya Natal, sebagai hari kelahiran Yesus Kristus bagi umat Kristiani, senantiasa tidak pernah absen untuk mengamankan kegiatan kebaktian di gereja dari gangguan kelompok teroris yang beberapa waktu lalu sering melakukan teror bom.
Peran serta PB NU melalui onderbouw-nya Barisan Ansor Serba Guna (Banser) dalam mengamankan kegiatan kebaktian di gereja saat perayaan hari raya Natal, bahkan sampai menelan korban jiwa salah seorang anggotanya.
Kita tentu masih ingat dengan almarhum Riyanto, salah seorang anggota Banser yang meninggal saat menjaga keamanan gereja di Mojokerto, Jawa Timur, pada tahun 2000.
Ketika itu, Minggu (24 Desember 2000), tepat 21 tahun lalu, Riyanto yang sedang menjaga keamanan perayaan Natal di gereja Mojokerto, Jawa Timur, bersama rekan-rekannya sesama anggota Banser, mengetahui ada bungkusan berupa bom dan ia berteriak: "Tiaraaaap" sambil lari mendekap bungkusan tersebut menjauh dari gereja yang dihadiri ratusan jemaat yang sedang beribadah.