Dengan suara tersendat, Bunga (Bukan nama sebenarnya) sepertinya ingin mengeluarkan segala yang terpendam di dalam hatinya. Namun setiap kali hendak menuturkan kisah yang dialaminya, selalu saja dipenggalnya oleh pertanyaan yang itu-itu saja.
"Apa salah dan dosaku, sampai harus tertular penyakit laknat ini?"
Sebagaimana kunjungan penulis untuk kali ketiganya, pertanyaan itu entah sudah berapa kali terlontar dari mulut wanita muda yang baru sekitar satu bulan ditinggal mati oleh suaminya itu.
Kendati penulis sendiri telah berulang kali mencoba untuk menenangkannya, bahwa apa yang sekarang ini menimpa dirinya semata-mata ujian dari Allah yang mahakuasa, dan siapa tahu di balik musibah itu ada hikmahnya, dan di dalam perjalanan ke depannya justru akan menemukan kebahagiaan, akan tetapi sepertinya tetap saja Bunga belum bisa untuk menerimanya.
Oleh karena itu, penulis pun berusaha untuk tetap bersabar menghadapinya. Bagaimanapun, Bunga masih terlalu muda untuk menghadapi kenyataan yang harus dipikulnya.
Selain masih dalam suasana berkabung, dan memikirkan nasib dirinya yang harus menghidupi anaknya yang baru beberapa bulan dilahirkan, Bunga pun divonis oleh dokter sebagai seorang ODHA, lantaran telah tertular virus HIV/AIDS dari almarhum suaminya.
Kasus yang baru pertama kali ditemukan di kampung kami itu, memang telah membuat heboh warga sekitar. Apa lagi yang namanya suasana kehidupan di kampung, kabar apa pun begitu cepat tersebar.
***
Bermula dari pernikahan Bunga dengan seorang duda dari kampung tetangga.
Meskipun sebelumnya Bunga telah cukup lama menjalin hubungan dengan seorang pemuda yang tinggal satu kampung, tapi karena oleh ibunya Bunga pemuda yang menjadi pilihan hati anak gadisnya itu dianggap hanya main-main saja, maka ketika datang pria yang berstatus duda dari kampung sebelah itu pun untuk melamar Bunga - tentunya, langsung saja diterima dengan sukacita.