Ketika seseorang di antara kita berhasil meraih kesuksesan di dalam kehidupannya, sikap orang-orang di sekitarnya akan menyambutnya dengan suka cita, ikut bergembira dan bahagia. Tapi tidak sedikit pula yang merasa iri hati, bahkan tidak senang, sehingga menimbulkan ketidaksukaan, sampai-sampai nyinyir, protes, dan sebagainya dan seterusnya.
Sebagaimana misalnya dengan yang terjadi pada saat ini.
Lionel Messi, pesepakbola asal Argentina, yang saat ini bermain di klub PSG (Paris Saint-Germain) Perancis, kembali ditabalkan sebagai pesepakbola terbaik di tahun 2021 ini, berdasarkan hasil pemilihan 96 jurnalis olahraga dari seluruh dunia, dan berhak menerima trofi Bola Emas, atau Balloon d'Or, di Theatre di Chatelet, Paris, Perancis, Senin (29/11/2021) yang lalu.
Megabintang yang berjuluk La Pulga, dan lama berkiprah di klub Barcelona, Spanyol itu pun, sebagaimana dikutip dari kompas.com telah mengukuhkan dirinya sebagai pemilik trofi Bola Emas terbanyak sepanjang sejarah. Tercatat sejak tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2015, 2019, dan 2021 Ini.
Atas pencapaian Lionel Messi tersebut, di samping yang setuju, atau pro, dan ikut berbahagia, tak sedikit pihak yang kontra, dan bersuara sumbang. Menganggap Messi tidak layak untuk menerimanya, dan menuding para wartawan yang menjadi juri telah bersikap tidak adil dalam menentukan pilihannya.
Seperti misalnya gelandang legendaris timnas Jerman, Lothar Matthaeus, dengan blak-blakan menyatakan ketidaksukaannya atas terpilihnya Messi sebagai peraih Bola Emas tersebut. Lothar Matthaeus menyebut Robert Lewandowski, pesepakbola dari klub Bayern Muenchen-lah yang poinnya di bawah Messi, lebih pantas untuk menerimanya.
Begitu juga dengan Toni Kroos, gelandang Real Madrid, menganggap Cristiano Ronaldo, mantan rekannya yang sekarang bermain untuk Manchester United, atau Karim Benzema dianggapnya yang paling layak.
Barangkali sikap pro dan kontra pun tidak menutup kemungkinan bisa saja terjadi pada ajang penganugerahan Kompasianer yang terbaik di dalam beberapa kategori tahun ini, dalam acara tahunan blog keroyokan yang bertajuk Kompasianival.