Lihat ke Halaman Asli

Adjat R. Sudradjat

TERVERIFIKASI

Panggil saya Kang Adjat saja

Demi Pencitraan, Puan Pun Rela Hujan-hujanan

Diperbarui: 13 November 2021   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan ini di jagat Twitter sedang menjadi trending tagar #PuanOverActing, usai menanam padi bareng petani sambil hujan-hujanan, di sebuah areal persawahan di kabupaten Sleman (11/10) lalu. 

Tentunya publik pun terbelah menjadi dua melihat foto kegiatan anak kandung ketua umum DPP PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang satu ini. Selain ada yang mendukungnya - yang sudah bisa langsung ditebak kalau bukan dari jajaran internal PDI-P sendiri, ternyata lebih banyak pula yang berkomentar dengan nada menyindir dan mentertawakannya. 

Bahkan seorang mantan Menteri KKP, Susi Pudjiastuti, dengan emotikon tangan menelungkup,  mencuit: "Biasanya petani menanam padi tidak hujan hujanan," tulis Susi di akun Twitter-nya. Tak lama kemudian, cuitan itu di- retweet anggota komisi I DPR RI, Fadli Zon, "Belum pencitraan 4.0?" tulisnya. 

Cuitan Susi Pudjiastuti, sesungguhnyalah mewakili suara warga yang menganggap kegiatan Puan Maharani, selain sebagai sesuatu yang ujug-ujug, juga terkesan dipaksakan. 

Betapa tidak. Sebagaimana sudah diketahui, elektabilitas Puan Maharani sebagai calon presiden yang digadang-gadang para petinggi PDI-P, persentasenya seolah masih tetap saja berkutat di posisi yang memprihatinkan. Sebagaimana misalnya hasil survei Litbang Kompas beberapa waktu lalu. Elektabilitas putri mendiang Taufik Kiemas ini kurang dari satu persen. 

Begitu juga saat beberapa waktu lalu banyak tersebar baliho bergambar beberapa tokoh yang disebut akan maju sebagai capres, termasuk Puan, ternyata politik tebar pesona lewat kepak sayap kebhinekaan pun tak mampu mendongkrak popularitas dan elektabilitas mantan Menko PMK tersebut. 

Ibarat Sedang Mendorong Mobil Mogok

Publik tak sedikit yang menganggap partai berlambang kepala banteng dengan moncong putih itu sedang berusaha mendorong sebuah mobil yang sedang mogok agar mampu berjalan kembali dengan normal, bahkan dapat ngebut  mengejar, dan mendahului mobil lain yang sudah jauh meninggalkannya di depan. 

Lantaran ambisi yang berlebihan itu juga, mereka yang tengah berkutat mendorong mobil mogok... Eh, Puan Maharani agar elektabilitasnya mampu diraup lebih besar lagi, bahkan kalau bisa bisa melewati Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan juga Ganjar Pranowo, segala daya dan upaya pun dilakukan. Termasuk nyinyir, seperti perempuan yang tidak mendapatkan uang belanja dari suaminya, kepada para pesaingnya - tentu saja.

Padahal, ya! Padahal andaikan Megawati berambisi untuk mendorong anak perempuannya itu menjadi pemimpin di negeri ini, sebagaimana kakeknya, Bung Karno, maupun ibunya sendiri, walau menjabat presiden cuma melanjutkan mendiang Gus Dur, dan tidak sampai satu periode sekalipun, idealnya sejak jauh-jauh hari sudah dipersiapkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline