Peristiwa kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa pasangan selebriti Vanessa Angel dan suaminya Febri Ardiansyah, di jalan tol Nganjuk menuju arah Surabaya yang terjadi pada Kamis (4/11) lalu, telah menyita perhatian publik di negeri ini.
Seperti biasanya watak bangsa +62 ini, selain bergosip ria yang memang sudah menjadi makanan sehari-hari, juga berbagai faktor yang dianggap ikut memiliki andil dalam terjadinya kecelakaan di jalan yang berbayar itu, juga tak luput dari kritikan yang seharusnya disampaikan pada saat jalan tol itu masih dalam tahap perencanaan.
Di antaranya ada yang mengatakan konstruksi jalan tol di Indonesia ini dianggap tidak aman, terlebih bagi pengendara mobil berkecepatan tinggi. Ketidakamanan itu ditambah hadirnya dinding beton pembatas yang kokoh di pinggir jalan tol.
Situasi ini justru dianggap berbahaya, mengingat mobil akan menghantam beton pembatas jika terjadi selip di tengah jalan tol. Jika kemudinya tak bisa dikontrol maka kendaraan bisa saja hancur saat menghantam beton keras tersebut.
Akan tetapi sebagaimana halnya dengan peristiwa lakalantas yang menimpa Vanessa Angel dan suaminya, bahwa faktor pengemudi pun sepertinya patut diperhatikan juga.
Tubagus Joddi, sopir Pajero sport keluarga Vanessa Angel, konon menurut pengakuannya mengalami kelelahan dan mengantuk, juga ada dugaan sopir tersebut sebelum terjadinya musibah kecelakaan, masih sempat-sempatnya bermain ponsel.
Hal itu diketahui dari video yang beredar melalui Instagram Story yang diduga dari akun Tubagus Joddy, sopir yang mengemudikan mobil Vanessa Angel ketika kecelakaan terjadi.
Dalam video, sopir merekam saat melewati tol Nganjuk KM 555. Kemudian, tidak lama setelah kecelakaan terjadi, video tersebut sudah tidak ada di Instagram Story Joddy.
Secara sepintas, publik menduga ada unsur kelalaian pengemudi dalam peristiwa itu. Terlebih lagi dengan munculnya dugaan bahwa mobil Pajero sport yang dikemudikan Tubagus Jodi (24) itu dengan kecepatan sekitar 159 kilometer per jam. Sebagaimana analisis pakar telematika, Roy Suryo, mantan menpora dan juga politikus partai Demokrat.
Sehingga tidak menutup mata juga apabila jalan bebas hambatan, atau jalan tol di Indonesia ini, selain konstruksinya dianggap tidak memperhatikan unsur keselamatan pengguna, juga pengguna jalannya sendiri sesungguhnya yang seringkali lupa, bahkan mengabaikan keselamatan berkendara.