Lihat ke Halaman Asli

Adjat R. Sudradjat

TERVERIFIKASI

Panggil saya Kang Adjat saja

Kalung "Jimat" Antivirus Corona dan Budaya Heboh Warga +62

Diperbarui: 9 Juli 2020   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prototipe antivirus corona eucalyptus oleh Kementan(Kompas.com/Humas Kementan)

Entah lantaran ancaman reshuffle Presiden Jokowi, atau juga karena memang sudah merupakan program Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), namun yang jelas momen antara keduanya begitu berdekatan.

Sehingga bagaimanapun yang dilakukan Kementerian di bawah nakhoda politisi partai Nasdem, Syahrul Yasin Limpo, ini cukup menghebohkan, dan mengundang pro dan kontra di tengah masyarakat sekarang ini.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Pertanian, melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merilis rencana untuk membuat antivirus corona yang dibuat dari bahan eucalyptus.

Antivirus tersebut berbentuk kalung aromaterapi dan rencananya akan mulai diproduksi massal pada bulan depan.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, produk ini telah melalui uji lab peneliti pertanian terhadap virus influenza, beta dan gamma corona.

Hanya saja begitu tersebar di media, langsung membangkitkan reaksi di tengah masyarakat - terutama masyarakat di dunia maya, alias netizen biasa disebutnya, dengan beragam komentar baik yang pro maupun kontra. Tapi tak sedikit pula yang memberikan komentar nyinyir lantaran hanya sekedar mengikuti kemana tiupan angin berhembusnya.

Tak ketinggalan juga Boss-nya klub sepakbola Madura united, Achsanul Qosasi, yang juga anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), ikut 'berkicau' melalui Twitter.

Screenshot cuitan mantan ketua DPP partai Demokrat, Achsanul Qosasi (Dokpri)

Dalam cuitannya, mantan politikus partai berlogo mercy itu bahkan mempertanyakan, apakah kalung antivirus Corona yang diproduksi Kementan tersebut obat atau jimat.

Itikad Syahrul Yasin Limpo beserta jajarannya memang dianggap meragukan. Selain belum diuji secara spesifik, produsen yang akan dilibatkan pun merupakan perusahaan farmasi swasta, dan bukan Bio Farma, yang merupakan BUMN di bidangnya, dan sudah dianggap  telah berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa, baik yang berada di Indonesia maupun mancanegara.

Sehingga meskipun pihak Kementerian Pertanian sendiri sudah mengklaim hasil uji lab eucalyptus ini mampu membunuh 80-100 persen virus, akan tetapi penelitian kementan ini baru diujikan sampai tahap in vitro pada virus influenza, beta corona dan gamma corona. Belum diuji spesifik terhadap virusnya Covid-19.

Oleh karena itu alangkah bijaknya Syahrul Yasin Limpo tidak perlu terburu-buru memproduksi secara massal hasil temuannya itu. Akan lebih elok lagi apabila melanjutkan penelitian dan pengujian kalung yang disebut Achsanul Qosasi sebagai "jimat" secara lebih maksimal dengan harapan apa yang diklaim mampu menjadi obat mujarab virus Corona tersebut menjadi kenyataan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline