Bisa jadi debat kusir yang terjadi antara Muhammad Nasir dengan Direktur Utama PT Inalum (Persero) atau MIN ID, Orias Petrus Moedak akan semakin mempercepat karamnya sebuah perahu partai politik yang bernama partai Demokrat.
Betapa tidak, sikap pongah politikus partai berlogo mercy itu telah menimbulkan rasa antipati yang semakin menjadi-jadi di tengah masyarakat.
Dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara KomisiVII DPR RI dengan jajaran direksi PT Inalum (Persero) yang digelar Selasa (30/6/2020), anggota Komisi VII DPR RI, M. Nasir telah bersikap yang sungguh-sungguh memalukan.
Selain terkesan ingin menguasai panggung, dengan tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan, juga sikap arogannya dengan mengusir Orias Petrus Moedak pun lantaran merasa tidak puas dengan jawaban Dirut PT Inalum (Persero) itu, dianggap sebagai sikap yang sudah sangat keterlaluan.
Tak dapat disangkal lagi, sikap politikus partai Demokrat yang berasal dari Riau ini memang dianggap satu dari sekian banyak sikap kontroversi kader PD lainnya yang membuat antipati masyarakat, dan diprediksi akan semakin memicu parpol yang berdiri sejak 9 September 2001 itu kehilangan suaranya pada Pemilu 2024 mendatang.
Memang, bila menyimak perjalanan partai politik yang berlogo segitiga mercy ini di kancah politik nasional, bermula dari suatu kesepakatan untuk mewujudkan ambisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden RI yang akan bertarung dalam Pilpres 2004 setelah sebelumnya disebut banyak pihak memiliki kans besar dalam pemilihan presiden yang akan digelar secara langsung untuk pertama kalinya itu.
Bahkan dalam pemilu legislatif 2004 partai Demokrat langsung menduduki peringkat ke lima dengan perolehan suara nasional sebesar 7,45 persen (8.455.225), dan berhak menduduki 57 kursi di DPR.
Demikian juga halnya dengan SBY dalam Pilpres yang diikuti lima pasangan calon, antara lain:
1. Wiranto - Salahuddin Wahid;
2. Megawati - Hasyim Muzadi;
3. Amin Rais - Siswono Yudo Husodo;