Lihat ke Halaman Asli

Adjat R. Sudradjat

TERVERIFIKASI

Panggil saya Kang Adjat saja

Pilpres 2024, Diprediksi Prabowo akan Kalah Lagi Saatnya Berbenah Sejak Dini

Diperbarui: 12 Juni 2020   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo Subianto (Tribun.manado/tribunnews.com)

Bergabungnya Ketua Umum partai Gerindra, Prabowo Subianto, dengan koalisi pemerintah, dianggap menjadi salah satu batu sandungan, dan akan membuatnya kembali menelan kekalahan untuk keempat kalinya apabila ikut berlaga dalam Pilpres 2024 mendatang.

Sebagaimana diketahui, dalam Pilpres 2019, selain partai Gerindra, mantan Danjen Kopassus itu mendapat dukungan dari PKS, PAN, dan beberapa parpol yang tidak lolos ke Senayan. 

Di samping mendapatkan dukungan parpol, pasangan Prabowo-Sandi pun disokong penuh oleh berbagai ormas keagamaan yang tergabung dalam wadah yang dikenal dengan nama PA 212, yang terbentuk ketika menjelang Pilgub DKI Jakarta 2018.

Padahal hingga saat ini baik PKS maupun PA 212, sepertinya masih tetap konsisten berada di luar lingkaran pemerintah, dan tetap ajeg menjadi oposisi. Bahkan karena sikapnya itu pula, PKS dan PA 212 tak pernah berhenti mengkritisi dengan cukup pedas setiap kebijakan pemerintah. Dari sudut pandang mereka sendiri, tentu saja, dan terlepas kritikannya tersebut masuk akal atau tidak.

Lantaran sikap Prabowo yang dianggap sudah bertekuk lutut kepada bekas musuhnya juga, dukungan dari kelompok PA 212 dan PKS, diprediksi tidak akan solid sebagaimana sebelumnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan malah justru akan berpindah ke lain hati. 

Tentu saja kepada kandidat yang dianggap masih sejalan dengan langkah politiknya. Paling tidak kepada kandidat yang dengan tegas menyatakan penolakannya untuk bergabung dengan parpol pembela Ahok, atawa BTP yang dianggap musuh abadi mereka.

Tapi ada juga pendukung Prabowo yang masih tetap setia. Langkah Prabowo yang saat ini bergabung dengan Jokowi, dianggap mereka sebagai strategi politik yang cantik dan ciamik.

Lantaran Jokowi tidak akan tampil kembali mencalonkan diri - sesuai aturan perundang-undangan, tentunya, bahkan tidak menutup kemungkinan Jokowi akan memberikan dukungan terhadap mantan menantu penguasa rezim orde baru itu, sehingga paling tidak satu langkah  untuk menuju tangga kemenangan pun telah dilaluinya.

Berandai-andai, dan membuat prediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, adalah sesuatu yang tidak terlarang. Dann boleh-boleh saja dilakukan setiap orang. Hanya saja kalau hal itu disampaikan dengan asal bunyi, dan cara yang serampangan, jangan harap ada yang memperhatikan. Kalau tidak jadi bahan tertawaan, bisa juga malah jadi bulan-bulanan kemarahan pendukung fanatiknya saja.

Sebagaimana halnya  memprediksi nasib Prabowo dalam Pilpres 2024 mendatang. Apabila tidak didukung argumentasi yang kuat, dan bisa diterima semua fihak, paling-paling malah akan mengalami hal yang tadi disebutkan.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio, justru menganjurkan Prabowo agar mempertimbangkan untuk mengajukan kader lain, dan dengan gamblang disebutnya nama Sandiaga Uno yang pada Pilpres 2019 mendampinginya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline