Saat bencana banjir melanda sejumlah wilayah di Jakarta pada Sabtu (8/2/2020) lalu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyatakan yang menjadi penyebabnya adalah curah hujan yang ekstrim tinggi, dan tercatat hingga mencapai 244 milimeter.
Selain karena curah hujan ekstrim, Anies pun menyebut kiriman air dari hulu memiliki andil terjadinya banjir di Ibu Kota. Ketinggian air di bendung Katulampa, Bogor menyebabkan Jakarta menerima volume air yang cukup besar dari hulu.
Memang benar, curah hujan yang cukup tinggi tidak hanya terjadi di Jakarta saja. Di beberapa wilayah Indonesia pun mengalami hal serupa. Sehingga menyebabkan banjir yang selain merugikan warga yang mengalaminya, ada juga yang sampai memakan korban jiwa. Seperti di antaranya yang menimpa sepuluh siswi SMPN I Turi, Sleman, Yogyakarta
Namun sebenarna bukan hanya sekali itu saja Anies menuding air kiriman dari hulu sungai Ciliwung yang menjadi penyebab banjir di wilayah kekuasaanya. Tahun sebelumnya pun beberapa kali Anies mengatakan hal serupa.
Air kiriman dari hulu sungai Ciliwung yang terletak di wilayah Bogor, Jawa Barat selalu saja dijadikan kambing hitam. Sepertinya tak ada hal lain lagi yang menjadi sebab-musabab terjadinya banjir di Jakarta tersebut.
Misalnya saja dengan banyak dibangunnya villa, tempat peristirahatan di kawasan Puncak, sebenarnya memiliki andil lumayan besar dengan terjadinya bencana banjir tersebut. Padahal kawasan Puncak merupakan wilayah penyangga resapan air.
Sementara pemilik bangunan villa di Puncak kebanyakan merupakan warga DKI Jakarta. Sehingga dengan demikian warga Jakarta sendiri memiliki andil besar dengan terjadinya banjir tahunan yang melanda Ibu Kota tersebut.
Demikian juga halnya dengan sampah yang dibawa air bah ke kota Jakarta, bisa jadi ada andil warganya juga yang setiap akhir pekan, atawa hari libur lainnya berduyun-duyun mendatangi obyek wisata di kawasan Puncak dan sekitarnya. Bahkan banyak pula warga Jakarta yang tergusur rumahnya memilih pindah ke wilayah Bogor.
Namun eksistensi Bogor dianggap sebagai ancaman bagi warga Jakarta dan sekitarnya akibat banjir.
Hal itu juga yang membuat geram Bupati Bogor, Ade Yasin, saban terjadi bencana banjir di Ibu Kota, selalu saja wilayahnya dijadikan kambing hitam sebagai penyebabnya. Sementara solusi untuk mengatasinya sama sekali tidak pernah ada.
"Vila di Tamansari yang bikin orang mana? Pamijahan yang bikin orang mana?" tanya Ade kepada warga dalam suatu kesempatan. Lalu warga pun serempak menjawabnya, "Orang Jakarta".