Lihat ke Halaman Asli

Adjat R. Sudradjat

TERVERIFIKASI

Panggil saya Kang Adjat saja

Anies Baswedan Digugat Kembalikan Anggaran

Diperbarui: 24 Februari 2020   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan/Kompas.com

Curah hujan yang tinggi di DKI Jakarta sejak Minggu (23/2/2020)dinihari, menyebabkan banjir melanda  55rukun warga (RW) di Jakarta. RW yang terendam banjir tersebar di 36 kelurahandi 23 kecamatan. Warga Jakarta pun beramai-ramai mempertanyakan kinerjaGubernur Anies Baswedan. Dalam penanganan banjir -- tentunya, yang sejak awaltahun 2020 sudah beberapa kali terjadi.

Sebagaimana diberitakan Kompas.com, seorang wrga di PerumahanKelapa Nias, Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengatakan kalau banjir sekarang inibukan lagi merupakan banjir tahunan, melainkan merupakan bukti Anies  yang tidak serius dalam menanganinya.

Warga itu mengklaim, tanpa sedikit pun bantuan pemerintah,mereka berswadaya membeli pompa air untuk menyedot air ketika kali mulaimeluap. Demikian juga dengan patroli rutin hingga pembersihan saluran air.

Mereka bahkan membeli peralatan pengeras suara yangdigunakan untuk membangunkan warga manakala banjir datang. Ada pula warga yangmemang sengaja meninggikan rumahnya untuk mengantisipasi banjir.

Selain itu, warga pun bahkan membandingkan kinerja AniesBaswedan dengan Basuki Tjahaja Purnama (BTP), atawa yang biasa disapa Ahok. Padamasa Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta yang digantikan Anies, alat-alat beratselalu disiagakan di sungai untuk mengeruk saat menghadapi musim hujan. Namun,pemandangan itu tak lagi dijumpainya lagi pada saat ini. Pada era Ahok, KelapaGading juga kerap banjir. Akan tetapi, banjir cepat surut, tidak sepertisekarang.

Tidak sungguh-sungguhnya Anies dalam menangani masalahbanjir, di antaranya adalah dalam hal alokasi anggaran banjir. Tahun 2020,alokasi APBD untuk penanggulangan banjir di DKI Jakarta hanya berkisar 1,1persen dari total APBD DKI Jakarta tahun 2020, yang senilai Rp 87,9 triliun. SementaraAnggaran normalisasi Kali Ciliwung dikurangi dari semula Rp 850 miliar menjadiRp 350 miliar.

Pada awal Januari lalu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi pun sempat menyoroti keputusan AniesBaswedan yang memangkas anggaran itu. Dia menilai Pemerintah Provinsi DKI tidakmemprioritaskan penanganan banjir.

Menurut politisi PDIP itu, Pemprov DKI Jakarta tidak fokusdalam melakukan penanganan banjir, terbukti dengan sedikitnya anggaran yangdiajukan untuk program tersebut. Padahal, naturalisasi saat ini belum efektifberjalan dan masih banyak wilayah yang terdampak banjir.

Maka wajar apabila kemudian warga pun menggugat, agar Aniesmengembalikan anggaran penanggulangan banjir seperti tahun sebelumnya.

Akan tetapi sebagaimana biasa, pihak Anies Baswedan punberkelit, dan membantah tudingan warganet. Semua tudingan itu dianggap tidak benar,dan hanya karangan saja. Akan tetapi mantan Mendikbud itu tidak maumenjelaskannya secara panjang lebar. Selanjutnya Anies malahan memilih untuk diam.

Apabila menelaah sikap Anies yang menafikan fakta dilapangan, dan malah balik menuding warganya sebagai hal yang mengada-ada, makabukti apalagi yang akan didustakan apabila memang sudah jelas -- sebagaimana netizenungkapkan,  kalau dalam pencarian diGoogle saja mengatakan, bahwa Gubernur paling bodoh adalah Gubernur DKI Jakartasekarang.

Hanya saja apabila memang benar Anies Baswedan masih memilikinyali dan ambisi untuk maju sebagai calon presiden 2024, alangkah baiknya jikacucu salah seorang pahlawan nasional AR Baswedan, ini agar bekerja secara nyatadalam memimpin DKI Jakarta sekarang ini. Jangan sekedar bermain kata-kata, danberdebat dengan berbagai pihak saja seperti yang dilakukannya selama ini. 

Mumpung masih pagi. Siapa tahu takdir Tuhan akan berkatalain di 2024 nanti. ***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline