Lihat ke Halaman Asli

Adjat R. Sudradjat

TERVERIFIKASI

Panggil saya Kang Adjat saja

Karena #BeragamItuBasukiDjarot, PKS dan Gerindra Pun Kebakaran Jenggot

Diperbarui: 12 April 2017   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Sumber: Kompas.com

PKS dan Gerindra, dua parpol pendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies-Sandi, kalau diibaratkan seorang petinju yang sedang berlaga di atas ring, paling tidak dua parpol itu sedang terkapar karena terkena pukulan knock out yang lumayan telak dari lawan yang dihadapinya, atawa bila meminjam peribahasa lama yang mengatakan ibarat kakek-kakek kebakaran jenggot, akan tepat juga tampaknya.

Betapa tidak. Iklan video yang berdurasi dua menit itu, dimulai dengan beberapa anak muda yang menggedor-gedor mobil.

Di dalam mobil terlihat ibu yang merangkul anaknya. Kemudian terlihat ada beberapa pria yang mengenakan peci melakukan aksi unjuk rasa.

Di belakangnya ada spanduk bertuliskan "ganyang cina". Lalu ada pula pemain sepakbola, bulu tangkis, dan penari yang memakai kostum dari berbagai suku dan daerah.

Di bagian akhir tayangan, terlihat Ahok dan Djarot bersama-sama menemui warga. Narasi video itu berisi orasi Djarot saat Konser "Gue 2".

Video itu belakangan ini jadi perbincangan di media sosial yang lumayan menghebohkan memang.

Bisa jadi karena itu pula PKS, melalui ketua umumnya, yang dalam struktur organisasi partai yang berasaskan agama Islam itu lebih dikenal dengan istilah Presiden, yakni Sohibul Iman, langsung bereaksi. Dan menganggap video itu suatu yang bersifat provokativ, alias menghasut.

Ketua umum PKS yang konon berasal dari Tasikmalaya itu pun meminta peredaran video itu segera dihentikan, guna menghindari gejolak di masyarakat.

Pernyataan Sohibul Iman itu diungkapkan usai menghadiri pertemuan pertemuan dengan sejumlah tokoh yang digelar di kediaman ketua umum partai Geridra, Prabowo Subianto.

Bahkan terkait pertemuan itu, mantan Danjen Kopasus yang kemudian dipecat saat menjabat Panglima Kostrad, buru-buru mengklarifikasi, bahwa pertemuan yang digagas itu sebagai upaya membangun komunikasi yang berlandaskan saling pengertian, untuk  membangun komitmen bahwa Bhineka Tunggal Ika itu harga mati, NKRI harga mati, bukan untuk membahas tentang sektarianisme, atau memecah belah bangsa.

Menyoal pernyataan Sohibul Imam dan pertemuan di rumah mantan suami Titiek Soeharto, publik pun tahu kalau mereka (Sohibul Imam dan Prabowo) ibarat sedang menepuk air di dulang terpercik ke muka sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline