Lihat ke Halaman Asli

Adjat R. Sudradjat

TERVERIFIKASI

Panggil saya Kang Adjat saja

Anti-Klimaks Timnas U -21

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Secercah harapan akan kebangkitan sepak bola Indonesia yang kemarin dibebankan kepada Andik Vermansah dan kawan-kawan, malam ini (9/03) rasa-rasanya pupuslah sudah. Dalam babak final turnamen Piala Hassanal Bolkiah, di Stadion Nasional Hassal Bolkiah, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, timnas Garuda U -21 digasak tim tuan rumah 2 – 0.

Penampilan timnas Indonesia di bawah Sang Kapten, Andik Vermansah, tampak kurang greget, banyak umpan-umpan dari lini tengah yang begitu mudah dimentahkan lawan. Dan merupakan suatu anti-klimaks dari permainan apik dan menarik pada babak sebelumnya. Ada apa?

Memang benar, kekalahan adalah sesuatu pukulan yang menyakitkan. Sementara pihak-pihak yang ‘berseberangan’, akan mendapat angin segar. Dan layaknya supporter Brunei Darussalam, ini malam mereka berjingkrak-jingkrak kegirangan.

Berbagai dugaan pun muncul, jangan-jangan telah terjadi ‘permainan’. Di kawasan Asia Tenggara, Kerajaan Brunei Darussalam, walaupun hanya berpenduduk sekitar 400 ribu jiwa, tapi memiliki kekayaan yang paling tinggi di antara negara lainnya. Sementara selama ini prestasi sepak bolanya selalu di posisi paling .buncit’ dari Negara yang lainnya. Sehingga tidak menutup kemungkinan, demi meningkatkan sebuah ‘gengsi’ bisa jadi apapun dijalani.  Suap?

Entahlah, saya tidak ingin berburuk sangka. Kasihan anak-anak muda kita. Dan saya lebih cenderung  menduga kepada faktor kelelahan fisik dan mental mereka semata-mata. Itu saja. Frekwensi pertandingan dari yang satu ke pertandingan  selanjutnya  yang jaraknya sangat rapat adalah sebab-musabab paling utama.

Itu pula yang mesti jadi titik pusat perhatian jajaran pelatih dengan manajer timnas U –21 kita, di samping peningkatan teknik dan skill invidu agar lebih terampil lagi,  juga kekompakan bermain di setiap lini pun agar dipoles lebih baguslagi, sehingga besok-lusa akan semakin padu.

Tidak. Saya tidak akan menyalahkan siapapun dalam masalah kekalahan dan kegagalan ini. Saya tetap optimis. Bukankah kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda? So, biarlah hari ini kita cuma meraih gelar kedua, tapi tunggu besok-lusa, mereka akan kembali mencakar dan mencabik-cabik lawannya. Sehingga harapan untuk meraih kesuksesan ternyata masih ada.

Janganlah sekali-kali mereka disalahkan, bahkan dicerca dan dihujat habis-habisan. Orang tua harus lebih arif dan bijaksana. Malahan kita harus tetap memberikan apresiasi dan dorongan kepada mereka agar lebih baik lagi.

Cigupit, 9/03/2012 pukul 22.26 WIB





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline