Tampaknya Nazarudin tetap keukeuh, ingin menyeret Anas Urbaningrum ke dalam pusaran kasus yang saat ini sedang menggulungnya. Dengan ditetapkannya Angelina Sondakh sebagai tersangka, malah disebut Nazarudin sebagai skenario agar ketum partai Demokrat itu tidak terlibat.
Tudingan mantan bendahara umum partai berlogo mercy itu pasti cukup beralasan. Dari pengakuan Yulianis dan Mindo Rosalina saja, mestinya Anaspun mendapat tindakan dari KPK. Entah ditetapkan sebagai saksi, atawa sekaligus jadi tersangka. Tidak dibiarkan tanpa ada kejelasan. Sehingga membuat Nazrudin semakin berani angkat bicara. Dan menuduh begitu rupa.
Sebenarnya tidak hanya seorang Nazarudin saja yang punya prasangka, sebagian besar warga Indonesia pun menjadi penasaran dibuatnya. Hal itu bermuara kepada sikap kepala Negara ternyata. Selama ini tampaknya SBY terkesan membiarkan segala permasalahan tanpa ada penyelesaian yang signifikan.
Padahal rakyat menunggu tindakan nyata Kepala Negara, Bapak Presiden SBY, yang juga sebagai ketua dewan pembina dari partai demokrat, yang pernah berjanji akan berada di barisan terdepan dalam pemberantasan korupsi di negeri ini.
Kenyataannya, jauh api dari panggang. Jangankan bertindak, membuat pernyataanpun tidak. SBY lebih banyak diam, bak seorang resi yang sedang bersemedi. Terlebih apabila menyangkut kasus yang membelit partainya sendiri. Seperti saat ini.
Sehingga rakyat menjadi kesal karenanya. Mereka menganggap pemimpinnya seorang yang lamban, bahkan gagap dalam bertindak. Akibatnya korupsi pun kian marak.
Dengan dibentuknya beberapa lembaga di luar yang telah ada, semacam KPK, PPATK, LPSK yang katanya untuk mendukung percepatan pemberantasan pengemplang uang negara, kalau terus-terusan begini, uang yang harusnya untuk mensejahterakan rakyatnya, malahan dihambur-hamburkan dengan percuma.
Cukuplah sudah rakyat dibuat kebingungan menyaksikan ‘dagelan’ yang membosankan itu. Jangan sampai 2014 nanti, TPS (Tempat Pemungutan Suara) tak ada yang mau menghadiri, karena sudah muak dan bosan dengan tingkah para pembuat kebijakan selama ini.
Atau memang SBY sudah cukup puas karena dua periode kekuasaannya sebentar lagi akan tuntas? Entahlah. Yang jelas, kalau SBY ingin mengakhiri dharma baktinya untuk negeri ini dengan manis, dan dikenang sebagai negarawan yang hebat dan terhormat, kiranya saat ini merupakan momen yang tepat untuk bertindak.
Kasus demi kasus, baik yang menimpa partai oposisi maupun partai Anda sendiri harus segera diadili. Jangan sampai Kasus Nazarudin, Miranda, dan Century jadi bahan olok-olok saja.
Segeralah berdiri. Angkat bicara dengan tegas. Tepati janji. Hentikanlah segala carut-marut yang terjadi di negeri ini. Bawalah rakyatmu ke tempat yang damai dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H