Lihat ke Halaman Asli

Adjat R. Sudradjat

TERVERIFIKASI

Panggil saya Kang Adjat saja

Jangan-Jangan Tragedi Jembatan Kutai Kartanegara Terulang di Sini

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13267054562054016734

Jembatan gantung yang melintang di atas sungai Cikidang, dari arah Desa Sukapancar ke Desa Banjarsari, Kec. Sukaresik , Kab. Tasikmalaya  suatu saat akan diganti dengan sebuah jembatan permanen yang dapat dilalui kendaraan roda empat .

Demikian harapan warga dua desa itu, mengingat betapa tingginya mobilitas pengguna jembatan untuk mengangkut hasil pertanian, dan terutama bagi warga Desa Sukapancar yang menjadi lintasan alternatif  cukup dekat untuk menuju kota kecamatan.

Hanya sayang, ungkap salah seorang tokoh masyarakat Desa Sukapancar, H. Wawan Setiawan (53)  kondisi jembatan gantung itu sedari dulu masih tetap tak berubah. Bahkan saat ini sudah sedemikian parah.

Jembatan gantung yang panjangnya sekitar 20 meter dan lebar 1,20 meter itu, bantalannya hanya menggunakan potongan  batang bambu yang sudah maju melapuk. Sehingga para pelintas mesti berhati-hati, agar tidak terperosok, dan jatuh dari ketinggian sekitar enam meter ke permukaan sungai yang dalam, dan arusnya sedemikian deras itu.

Demikian juga dengan tali kawat penyangga dan baut-bautnya sudahpenuh berkarat .  Sehingga lambat-laun bisa semakin menjadi aus dan rapuh.

Jangan-jangan tragedi jembatan di Kutai Kartanegara sana akan dialami jembatan gantung ini,”seloroh H. Wawan.

1326705642286629760

Seingatnya, baru ada dua kali perbaikan, baik melalui bantuan pemerintah, maupun hasil swadaya warga. Itupun tidak signifikan. Maksudnya hanya berupa perbaikan kecil, berupa tambal sulam bantalannya.

Tak pelak kalau Kepala Desa Sukapancar pun, Pak Bidin,  berharap kepada pememerintah  untuk turut memperhatikan sarana infrastruktur yang satu ini, “Syukur-syukur diganti menjadi jembatan permanen, agar mobilitas angkutan dapat berjalan lancar,” ungkapnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline