Lihat ke Halaman Asli

Adjat R. Sudradjat

TERVERIFIKASI

Panggil saya Kang Adjat saja

Bangganya Orang Desa Berteman dengan Jusuf Kalla

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir dua bulan ini saban membaca postingan teman Kompasianer, selalu saja kepala saya berdenyut tidak karuan, dan tangan tiba-tiba terasa gatal. Untuk menulis, tentu saja. Akan tetapi saat laptop sudah dibuka, dan kemudian dinyalakan, virus Writer’s Block pun langsung menyerang. What can I do ?

Ya dua bulan saya tidak beraktivitas. Mulanya setiap muncul ide, dan niat untuk menulis, dari sisi lain di dalam hati muncul ungkapan: “Nanti saja, ah! “ Begitu selalu. Entah kenapa. Menunda dan terus menundanya. Dan puncaknya sejak dua minggu lalu sampai sore tadi saya sama sekali tidak membuka Kompasiana. Selama itu saya hanya membaca berita di Kompas.com saja.

Sehabis maghrib, saya membuka beranda facebook. Di sana saya membaca status seorang teman yang berbagi tautandari postingan di Kompasiana tentang curhatan putra Jokowi di medsos. Entah kenapa, tangan saya secara spontan mengkliknya.

Setelah membaca postingan tersebut, saya memeriksa panel dashboard ... Dan, dalam daptar pertemanan yang paling baru, saya menemukan fotonya seorang Kompasianer bernama Jusuf Kalla. Wow. Permintaan pertemanan saya yang disampaikan setelah membaca postingan beliau yang berjudul: Century, Skandal Perampokan Sistemik, diterimanya.

Yup. Melalui Kompasiana ahirnya saya: Seorang warga desa, dapat berteman dengan seorang mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, dan saat ini pun menjadi calon Wakil Presiden dari Joko Widodo, alias Jokowi, yang pasca-pileg kemarin saya telah berikrar akan mendukungnya.

Sungguh. Entah mengapa, saya koq jatuh hati kepada “Si Kerempeng” dari Solo tersebut. Tapi yang jelas sejak banyak membaca pemberitaan tentang Jokowi yang seringkali disudutkan, dan dikerdilkan oleh rival, dan yang kontra terhadapnya, saya terus mencoba untuk mencari tahu, siapa sebenarnya Jokowi itu.

Dari sikap, kinerja, dan pernyatan-pernyataannya juga ternyata yang membuat saya semakin bulat untuk mendukung jokowi. Apalagi setelah diumumkannya JK sebagai pasangan cawapresnya, aku semakin siap sepenuh hati untuk mendukung pasangan ini.

Ya, terlepas dari perhitunganplus-minusnya rekam-jejak JK, karena bagaimana pun manusia tak ada yang sempurna, maka bila dibandingkan dengan rivalnya kali ini saja, jelas saya akan mendukung pasangan ini. (Tak perlulah untuk membeberkan panjang-lebar, karena saya yakin rekan Kompasianer sudah tahu lebih banyak tentang kedua pasangan capres/cawapres kita ini)

Apalagi setelah pertemanan dengan JK di kompasiana sebagai sesama Kompasianer. Paling tidak tulisan saya akan dapat dibaca oleh beliau. Sehingga tidak berlebihan kiranya bagi saya kalau kebanggaan saya sebagai wong ndeso dapat berteman dengan seorang JK, sekalipun hanya di Kompasiana.

Kalau Tuhan mengijinkan pasangan ini untuk menang di Pilpres mendatang, permasalahan yang ada di desa dapat dibaca oleh JK, tentu saja. Dan aku pun cukup bangga kiranya. Karena sudah diperhatikan oleh petinggi negeri ini.

Yang paling membanggakan writer’s block yang mengganggu saya selama ini pun jadi hilang-musnah setelah berteman dengan JK. Saya mampu menulis lagi, walau hanya apa adanya juga.

Terima kasih Pak JK... Anda sudah membangkitkan kembali semangat saya untuk menulis di Kompasiana. ***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline