Di musim kemarau seperti saat ini, permainan layang-layang banyak dimainkan, baik oleh anak-anak, remaja, maupun orang tua. Bagi yang hobi tarik-ulur benang, dan memainkan layangan – tentu saja. Tak terkecuali Presiden kita, Bapak SBY ternyata. Tampaknya beliau suka sekali dengan permainan yang satu ini.
Eits, tapi tunggu dulu. Maksudnya bukan layang-layang yang diterbangkan menjelang sorehari manakala angin bertiup kencang lho. Melainkan di dalam melaksanakan tugas kepresidennya, SBY tak ubahnya bak seseorang yang sedang main layangan. Belaiu begitu asyiknya memegang benang dengan cara ditarik dan diulur.
Buktinya dalam menghadapi suatu permasalahan, seperti halnya yang saat ini sedang ramai diperbincangkan, dan sampai menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat, yakni RUU Pilkada. SBY tampaknya begitu sulit untuk dipegang omongannya. Dan terkesan seperti disebutkan di atas tadi.
Ya, tampaknya sebagai Presiden, SBY setelah mendapat banyak protes dari mereka yang pro Pilkada langsung, beliau menyatakan ingin mempertahankan Pemilikan Kepala Daerah itu tetap dipilih langsung oleh rakyat. Akan tetapi sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, manakala fraksi PD di DPR masih ngotot untuk mengubah Pilkada dilaksanakan oleh DPRD, SBY seperti tak berkutik. Atau jangan-jangan malah merestui.
Terkesan bersikap ambigu ‘kan ?
Mustinya omongan seorang SBY, sebagai pucuk pimpinan PD setali tiga uang dengan pernyataannya sebagai Presiden seperti yang diunggah di youtube itu. Tidak seperti sekarang ini malah justru menimbulkan multi penafsiran di tengah masyarakat. Dan tak sedikit malah kebingungan dibuatnya.
Kumaha (Bagaimana), piye tokh, Pak ? Sejak dulu Bapak Presiden yang satu ini koq nggak tegas-tegas. Bagi mereka yang jago menafsirkan sikap beliau, mungkin tidak menjadi persoalan banget dengan sikapnya itu. Tapi bagi wong ndeso seperti aku ini, hadeuhhh... Bisa-bisa pecah deh kepalaku yang kupunya cuma satu ini buat memikirkannya.
Padahal mustinya, ya maunya kita-kita ini, jelang lengser keprabonnya yang tinggal sebentar lagi itu, coba sekali-kali Pak SBY ini bersikap tegas. Pilihlah satu antara dua opsi yang bergulir sekarang ini terkait polemik RUU Pilkada itu. Setuju Pilkada dilaksanakan oleh DPRD, dan menolak dilaksanakan langsung oleh rakyat (one man one vote), atawa sebaliknya ?
Katakanlah dong sekali ini saja, Pak! Jadi rakyat kecil seperti aku ini bakal tahu sikap Anda yang sesungguhnya. Dan tentu saja sikap tegas Anda itu bakalan ada konsekuensinya. Atau Pak Presiden kita ini masih tetap seperti dulu, tak mau menaggung resiko?
Ah, Pak SBY memang pelit sekali memenuhi permintaan rakyatnya. Padahal dalam masalah seperti RUU Pilkada ini bisa jadi Anda merupakan penentu tokh.
Kalau begitu aku akan mencoba untuk bersabar saja menunggunya sampai 25 September mendatang. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H