15 febuari 2017, merupakan tanggal yang dinanti bagi para rakyat di daerah-daerah ibu kota di indonesia, terutama bagi rakyat jakarta.
pilkada 2017 telah menjadi sorotan yang panas sejak tahun 2016 khususnya para calon gubernur DKI jakarta. mungkin sebagian kita lupa dan sebagian kita ingat, pada tahun 2016 calon gubernur DKI jakarta sudah jadi perbincangan yang hangat, KTP Teman ahok yang menjadi sorotan di tahun 2016 adalah awal dari sorotoan pilkada tahun ini. Beliau yang memutuskan untuk mencalonkan diri melalui jalur independent telah membuat ramai perbincangan. akan tetapi pada akhirnya beliau memutuskan untuk mengikuti jalur partai yaitu nasdem, hanura, golongan karya dan PDIP.
Maraknya penyambutan pilkada 2017 ini memang penuh dengan liku - liku. dari awal calon yang belum diumumkan hingga dikejutkannya rakyat dengan pengunduran diri Agus harimurti yudhoyono dari TNI dan memutuskan untuk mencalonkan diri menjadi calon gubernur. tentu saja hal ini penuh dengan banyak perdebatan dan perbincangan. tak hanya Agus, bapak anies baswedanpun berpasangan dengan sandiaga uno untuk ikut meramaikan pemilihan calon gubernur tahun 2017 ini.
Semakin dekat dengan tanggal 15 febuari semakin banyak berita yang terkait pilkada yang membuat masyarakat resah, kesal dan adapula yang menjadikan berita - berita ini sebagai hiburan mereka. banyak media yang memberitakan kasus pilkada dengan beragam versi. semakin saya memperhatikan jalannya pilkada 2017 semakin banyak keresahan yang saya rasakan. terutama keresahan akan keterlibatan pendukung masing-masing pasangan calon yang sangat antusias dan penuh dengan ambisi dalam mendukung, dari mulai kasus penistaan agama hingga yang sedang ramai diperbincangkan saat ini adalah debat ketiga paslon. menurut saya pilkada tahun 2017 ini penuh dengan permainan media, sehingga para pembaca dan pendukung hanya terpatok pada berita yang media sediakan dan biasanya masing - masing media cenderung condong kepada paslon - paslon tertentu.
sangat disayangkan apabila para pembaca atau netizen tidak menggali dan mengkaji lebih dalam sendiri akan berita - berita terkait pilkada. maraknya hoax dimana-mana membuat kepercayaan pembaca berkurang terhadap media. sebenarnya hoax bukanlah hal yang baru, namun munculnya hoax disaat pilkada 2017 ini membuat masing-masing pihak pendukung sangatlah sensitive hingga banyak pendukung yang berpendidikan lupa menggunakan logika serta bekal pendidikannya yang telah susah payah di raih.
sangat besar harapan apabila pilkada 2017 ini menjadi pelajaran untuk pilkada kedepannya agar bisa berjalan lebih teratur dan tidak merugikan rakyat lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H