SELAYAR - Dalam sepekan ini persoalan bahan bakar minyak (bbm) kebutuhan warga Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, telah menjadi polemik. Untuk mendapatkanya sangat sulit. Bahkan ketika pihak Pertamina mengirimkan mobil tangki dan kapal tanker menyuplai bahan bakar pada (22/1) kemarin, warga masih saja terlihat kesulitan mendapatkannya.
Seperti pada Minggu (23/1) di 3 pangkalan resmi Pertamina di Kepulauan Selayar, ratusan bahkan ribuan kendaraan warga masih tetap antri untuk mendapatkan bahan bakar kendaraan mereka. Sudah lama antri, sampai berjam-jam, pembelian kita dibatasi lagi, ujar Ririn, warga Benteng yang berada ditengah-tengah antrian.
Ririn menyebut sebaiknya pihak-pihak terkait bisa mencari solusi agar tidak seperti ini setiap saat, ujarnya.
Kompasianer juga mendapatkan konfirmasi dari pihak Pertamina kalau kondisi ini dipicu oleh cuaca buruk yang mengganggu proses distribusi bbm ke Selayar. Kapal tanker yang biasa memuat terlambat mendapat izin berlayar karena adanya pelarangan pelayaran sebelumnya. Sehingga hampir sepuluh hari tidak ada pasokan.
Selain itu Kompasianer juga mendapat keterangan, bukan saja cuaca yang menjadi penyebab, namun proses pengelolaan kuota juga harus menjadi perhatian. Misalnya setelah kuota bbm datang, APMS atau agen resmi Pertamina di Selayar agar tidak mempermainkan stok dengan menyuplai ke pengecer terlalu banyak. Termasuk meminta agar Pemerintah terkait melakukan pengawasan harga agar pengecer tidak menjual dengan harga tinggi hingga puluhan ribu per liter, jenis Pertamax dan Pertalite.
Sebelum cuaca buruk, keberadaan bbm di Kepulauan Selayar juga kerap menjadi polemik. Mulai harganya, keberadaannya, subsidinya, dan buka tutup operasi penjual resminya. Ditambah lagi dengan seringnya terdengar ada dugaan main mata dalam stok yang ada, kepada semua pemilik hak" bisa mendapat jatah kuota masyarakat Kepulauan Selayar. Dugaan-dugaan penyimpangan dan pendistribusian hingga saat ini belum jelas apakah benar atau memang belum diketahui kebenarannya.
Sudah seharusnya pengelola yang merupakan agen resmi Pertamina di Kepulauan Selayar, ataukah Pertamina bisa membuka jumlah dan regulasi pengelolaan kuota bbm masyarakat Kepulauan Selayar ke ruang publik, agar semua bisa tahu duduk persoalannya selama ini. Karena jika kemudian cuaca menjadi alasan, maka pertanyaan akan muncul, jadi selama ini sebelum cuaca buruk melanda, kenapa kerap seperti itu ? apakah ada alasan lain ?
Pasalnya kondisi ini sudah seperti penyakit menahun dan tidak ada kesan tidak tersentuh. Mulai dari perjalanan laut hingga perjalanan darat. Kita bicara laut karena kapal tankernya kan lewat laut menuju Pulau Selayar dari Makassar. Tiba di Selayar sandar di dermaga, kemudian bongkar muat dan dijaga ketat aparat. Lalu kenapa masih menjadi polemik ? Kan sudah dijaga ketat ? ujarnya kepada Kompasianer.
Pemerhati pembangunan di Kepulauan Selayar menyebut kalau ini penting dan perlu mendapat perhatian Pemerintah Pusat. Apalagi Menteri BUMN dan Kapolri kan orangnya tegas, ujarnya kepada Kompasianer.
Kabupaten Kepulauan Selayar adalah satu-satunya Kabupaten di Sulawesi Selatan atau bahkan di Indonesia yang hingga saat ini belum memiliki SPBU dan hanya dilayani oleh pangkalan penjualan minyak sebagai agen dari Pertamina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H