Bila judulnya seperti ini, maka pasti ada penyebabnya dan penyebabnya memang karena ulah sebagian oknum panitia pada pelaksanaan tahun lalu yang mungkir dari kewajibannya terhadap peserta dan warga yang rumahnya dijadikan sebagai tempat pemondokan bagi peserta. Bila pada festival Takabonerate serta lomba mancing tahun lalu pemondokan peserta dan tamu ditempatkan dirumah penduduk masih tidak ada suara suara sumbang, maka pada tahun ini pendataan rumah penduduk yang akan di pinjam sebagai pemondokan mulai menuai pertanyaan dari pemilik rumah. Salah satu pertanyaannya adalah "Apakah panitia melalui pemerintahan desa akan membayar mereka bila didaftar sebagai pondokan peserta dan tamu "? . Pertanyaan kedua adalah, "Berapakah jumlahnya ?" Pertanyaan selanjutnya adalah ,"Bukankah pada pelaksanaan TIE tahun 2010 lalu pemondokan peserta dan tamu dirumah rumah warga belum semuanya terbayar "?. Melihat hal diatas maka dibutuhkan jawaban yang pasti bagi warga yang rumahnya digunakan sebagai pemondokan. Bila betul ada pembayaran maka , warga pasti berharap untuk dibayarkan sesuai yang dianggarkan untuk hal ini, tapi bila memang tidak ada pembayaran, maka warga pun siap untuk berpartisipasi, ujar Takwin salah seorang warga desa Jinato yang rumah keluarganya termasuk ditempati peserta dan tamu pada tahun lalu dan hingga saat ini belum mendapat penggatian biaya dari panitia. Lebih bagus panitia dan pemerintah terkait terus terang kepada warga , bahwa tidak ada anggaran untuk pemondokan, dari pada kenyataan ada, tapi tidak sampai pada yang berhak, ujar Takwin. Untuk tahun ini, kembali ada petugas desa kami yang telah turun mendata rumah rumah warga dengan janji bahwa panitia menyiapkan 20 ribu perkepala namun banyak warga yang kemudian belum memastikan kesiapan mereka menerima tamu, soalnya tahun lalu banyak bengkalaian utang yang ditinggalkan oknum oknum yang mengaku adalah tanggungjawab panitia pelaksana. Termasuk ada sejumlah pemenang lomba mancing lokal yang hingga saat ini belum menikmati hasil juaranya. Bila pada tahun lalu komunikasi merupakan salah satu faktor yang disepelekan maka pada tahun ini komunikasi adalah hal yang sangat di sepelekan lagi. termasuk sejumlah warga mempertanyakan bagiamana mereka bisa memberikan jamuan makan dan minum terhadap tamu dan peserta yang mondok dirumah mereka, sementara hidup mereka sangat berkekurangan. Sebisanya panitia bisa menjadikan hal ini sebagai bahan evaluasi awal agar tidak lagi membuat luka hati warga takabonerate pasca pelaksanaan. Bukan tidak mungkin kebiasan lama akan terjadi bila setiap pelaksanaan kegiatan kerap pada saat persiapan semua masih bertanggung jawab, namun tanggungjawab tersebut akan terlupakan setelah usai pelaksnaan. Tidak memilih pejabat, panitia serta pemerintahan hanya bilang EGP terhadap adanya pengaduan terkait pelaksanaan apalagi terkait bengkalaian pembiayaan. Sebuah kalimat kemudian meluncur dari seorang remaja mesjid bernama Arfandi, "Jujurlah Wahai Panitia, Karena Uang Itu Bukan Uang Untuk Keluargamu, Akan Tetapi Uang Untuk Kegiatan mu."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H