Lihat ke Halaman Asli

SEPUTAR INDONESIA

Semua Untuk Indonesia

Gara -Gara Dipaksa Setor Doble, Petugas Jagawana Penyok Di Amuk Massa Nelayan Selayar (1)

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memalukan dan sangat disayangkan oleh sejumlah pihak di Kabupaten Kepulauan  Selayar setelah pada Minggu malam (7/8) Haeruddin,  seorang petugas Jagawana Kepulauan  Selayar dan Petugas Penagihnya di desa Jinato  babak belur  dan nyaris merenggang nyawa termasuk rekan kerja oknum jagawana bernama Arman.  Dalam kegelapan malam ke 2 oknum yang cukup meresahkan warga selama ini  ,dapat meloloskan diri dari amuk massa keluarga nelayan Desa Jinato Kecamatan Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar Sulawesi-selatan yang tidak menerima perlakuan sang Jagawana. Perlakuan yang dimaksudkan dalam sebuah percakapan telepon dengan warga nelayan Jinato Selayar adalah bahwa oknum  jagawana dimaksud  melakukan penagihan pembayaran mencari hasil laut di wilayah kawasan nasional takabonerate  untuk musim pencarian minggu ke 3 Agustus hingga minggu 2 september padahal untuk musim tersebut sesuai perjanjian, bahwa petugas dari lembaga manapun tidak dibenarkan melakukan penagihan pajak Turo" untuk musim selanjutnya dengan alasan apapun. Yang berlaku adalah nelayan siap mengeluarkan uang pengamanan mencari ikan di kawasan nasional Takabonerate Selayar sebesar 300 ribu per musim tangkap dan untuk musim tangkap saat ini telas lunas dimana sejumlah nelayan mengaku telah membayar uang keamanan sebesar 300 ribu perbulan selanjutnya telah terdaftar  melunasi kepada pak binmas, catatannya ada Pak, dipegang oleh Pak Dacing, ipar dari kepala desa" Jinato ujar sumber saat di hubungi via telepon.  Tapi oknum kemudian tidak mau mengerti dan sedikit memaksa kepada semua nama yang terdaftar di catatan penagihan agar bisa menyetor lebih awal dengan alasan mau lebaran, dengan sedikit kasar  dan mengeluarkan kalimat bernada mengancam akan menangkapi para pelaku illegal fishing, dan hal ini terdengar oleh sejumlah warga nelayan yang ditemuinya sejak siang hari, saat tiba di pulau nelayan tersebut. Akibatnya warga mengaku sangat tertekan saat hal ini mulai beredar diantara para punggawa. Malam Senin saat kejadian menurut saksi mata melihat warga mengalir dari arah utara ke selatan pulau tanpa adanya komando dan tidak terlihat ada perintah.......tut...tut........tut... sayang komunikasi telepon saya terputus, saya akan berupaya menyambung lagi , maklum nara sumber sayadi pulau Jinato yang signal seluler sering ga ada.Saya coba mengontak kembali , namun terdengar dari balik nada sambung , nomor yang anda tuju diluar service area.... akhirnya saya putuskan untuk mengakhiri tulisan dan akan menulis kembali saat saya bisa berkomunikasi dengan nara sumber untuk menanyakan bagaimana pula dengan pola penagihan pembayaran uang keamanan kepada Pak binmas" yang tadinya di jelaskan bahwa saat kejadian oknum H di amuk massa nelayan, tidak seorang pun petugas kepolisian berada di tempat.  "( bersambung ke 2 nanti,  Pak "binmas"Lalu Dan  sekarang  Berdagang Karang Merah Pak Di Jinato ini...........)"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline