Tragedi sisir sungai SMPN 1 TURI yang berujung Tewasnya sejumlah siswa tersebut terjadi Jum'at (12/2) pukul 13.35 WIB. Dilaporkan sembilan siswa ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan satu masi dalam pencarian.
"Total sembilan korban (meninggal), kami masi mencari satu orang lagi do'akan agar segera ketemu" Kata Kapolda DIY Irjen Asep Suhendar, (dilansir dari www.detik.com)
Peristiwa ini membuat publik sontak heran, pasalnya pelaksanaan kegiatan sisir sungai yang di lakukan oleh siswa SMPN 1 TURI ini bisa dikatakan kegiatan yang teledor dan kurang perhitungan.
Kegiatan itu di lakukan saat musim hujan, harusnya kegiatan tersebut tidak dilakukan saat musim hujan. Mengingat bahaya yang sewaktu-waktu datang dan mengancam nyawa peserta kegiatan tersebut.
seharusnya kegiatan sisir sungai hanya di lakukan oleh orang dewasa dan orang yg terlatih, mengingat potensi bahaya yang di timbulkan. Apalagi kegiatan ini dilakukan saat musim hujan.
Hal tersebut nampaknya tidak terpikirkan oleh Guru olahraga sekaligus pembina pramuka SMPN 1 TURI.
Bahkan kabar yang beredar, masyarakat sempat memperingatkan kelompok tersebut akan bahaya sisir sungai saat musim hujan.
Tapi pembina pramuka yang berinisial IYA malah mengatakan "hidup dan mati ada di tangan TUHAN".
kepolisian daerah DIY telah menetapkan IYA sebagai tersangka dalam kasus ini.
Polisi menjerat IYA dengan pasal 539 KUHP tentang kelalaian hingga menyebabkan orang meninggal dunia dan pasal 360 KUHP tentang kelalaian untuk menyebabkan orang terluka.