Lihat ke Halaman Asli

Adam Hafidz Al Fajar

Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogykarta

Dies Natalis ke-26 Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Kalijaga : Merajut Budaya, Membangun Ekonomi : Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan

Diperbarui: 23 November 2024   14:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Dies Natalis ke-26 Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta  

Yogyakarta, 19 November 2024 -- Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memperingati Dies Natalis ke-26 dengan tema "Merajut Budaya, Membangun Ekonomi: Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan." Tema ini menjadi refleksi atas perjalanan panjang PMI dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam dan budaya lokal sebagai landasan pemberdayaan masyarakat. Tidak hanya menjadi ajang selebrasi, Dies Natalis ini juga memperkuat visi PMI sebagai pusat unggulan pemberdayaan berbasis Islam yang adaptif terhadap perubahan zaman.

Refleksi 26 Tahun PMI: Integrasi Islam dan Budaya

Dalam sambutannya, Kaprodi S1 PMI, Siti Aminah, S.Sos.I., M.Si., menekankan pentingnya mahasiswa mempraktikkan ilmu yang diperoleh. "Untuk mahasiswa PMI, mari terus menggali ilmu agar mampu menghasilkan inovasi pemberdayaan nyata di tengah masyarakat," ujar beliau. Pesan ini menekankan bahwa pendidikan PMI tidak hanya mengandalkan teori, tetapi juga aksi nyata yang memberikan dampak sosial.

Dies Natalis ini sekaligus menjadi momen untuk menegaskan peran penting PMI dalam mengangkat kearifan lokal sebagai solusi strategis menghadapi tantangan sosial. Prof. Dra. Siti Syamsiyatun, M.A., Ph.D., seorang dosen senior PMI, memberikan apresiasinya, "Selamat Milad ke-26 Prodi Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Kalijaga. Dengan akreditasi unggul, mari kita raih masa depan bersama." Ia menambahkan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberlanjutan program pemberdayaan berbasis Islam dan budaya. Adapun jurusan Pengembangan Masyarakat Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta saat ini di tahun 2024 sudah ada program S2 atay Magister PMI yang mana dapat menjadi tombak penghubung keberlanjutan dari jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. 

Transformasi Menuju Inovasi Keilmuan

Selama lebih dari dua dekade, PMI terus bertransformasi dengan berbagai capaian signifikan. Salah satunya adalah pembukaan Program Magister Pengembangan Masyarakat Islam, yang menjadi bukti konkret komitmen prodi ini dalam memperluas cakupan keilmuan. Program ini mengintegrasikan teori dan praktik secara relevan dengan tantangan lokal maupun global.

Halimatus Sa'diyah, S.I.Kom., M.I.Kom., selaku Sekretaris Prodi PMI, menyampaikan harapannya, "Selamat ulang tahun untuk Prodi PMI. Semoga terus memberi manfaat dan menjadi agen perubahan bagi Indonesia." Dengan kurikulum yang adaptif dan inovatif, PMI terus membuktikan kapasitasnya sebagai pelopor pemberdayaan masyarakat berbasis Islam.

Pesan Penting dari Para Pemimpin Fakultas

Dalam kesempatan ini, Dr. Pajar Hatma Indra Jaya, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan 1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, menegaskan perlunya PMI menjalin mitra strategis yang bisa membuka peluang karier bagi lulusannya. "26 tahun bukan usia muda lagi. PMI harus segera menjalin kolaborasi dengan mitra strategis yang berkelanjutan," katanya.

Senada dengan itu, Dr. Hj. Sriharini, S.Ag., M.Si., Kaprodi Magister PMI, menyampaikan pesan optimisnya, "Selamat Dies Natalis PMI ke-26. Semoga semakin keren, maju, dan sukses berkontribusi untuk bangsa dan negara." Pernyataan ini menunjukkan bagaimana program magister PMI menjadi pilar penting dalam mengaplikasikan pemberdayaan masyarakat secara holistik.

Pemberdayaan Berbasis Budaya dan Islam

PMI membuktikan bahwa nilai-nilai Islam dan budaya lokal dapat menjadi solusi inovatif dalam pemberdayaan masyarakat. Salah satu pendekatan yang diterapkan adalah pengelolaan wakaf produktif, yang diadaptasi dari praktik kejayaan Dinasti Islam masa lalu. Wakaf digunakan sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan masyarakat.

Di era modern, PMI mengembangkan metode pengelolaan wakaf berbasis komunitas untuk menciptakan pemberdayaan berkelanjutan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi tetapi juga menjaga nilai-nilai budaya lokal di tengah modernisasi. Praktik ini menunjukkan relevansi pendidikan berbasis Islam dan budaya lokal sebagai kekuatan perubahan sosial.

Langkah Strategis Menuju Masa Depan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline