Lihat ke Halaman Asli

Keputusan Salah, Bisa "Kiamat"

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keputusan Salah, bisa “KIAMAT”

Oleh Arsad Idrus

-Hidup adalah pilihan, dan selalu ada konsekwensi logis pada setiap pilihan-

Kalimat ini kelihatannya biasa saja, tidak istimewa, karena pada hakikatnya hal ini berlaku pada siapa saja manusia yang masih hidup. Bahkan kadang tidak memilih pun adalah suatu pilihan juga, dan sudah pasti pun memiliki konsekwensi yang yang tak dapat dihindari. Ini seperti rumus aksi reasi, hukum sebab akibat dan postulat filosofis lainnya.

Mengambil keputusan adalah hal yang lumrah dalam kehidupan, setiap saat pun manusia memutuskan banyak hal, dunia belum pernah kiamat dengan keputusan manusia dan peradaban toh masih berjalan juga. Manusia hidup, memutuskan banyak hal dalam hidupnya dan mati, dan dunia tetap berjalan seperti biasa.  Demikian cerita saya dalam suatu diskusi dengan teman saya suatu waktu, pendapat saya, betapa enteng arti sebuah keputusan, begitu sederhana dan ringan ringan saja, so mau melakukan sesuatu, lakukan saja, putuskan dan jangan banyak mikir. Kalau gagal jadi pengalaman itulah konsekwensinya, Simple bukan.

Namun beda halnya dengan teman saya, namanya Siswanto, saya menanggilnya Mr. Dollar, kadang juga Mas Sis, memang dia Suku Jawa, tepatnya Jawa Timuran dari Kota Surabaya. Bagi teman saya Si Mr. Dollar, Soal keputusan tidak sesimple pendapat saya  diawal-awal tulisan ini. Bahkan, menurut ceritanya, telah beberapa kali dia mengalami “kiamat” akibat keputusannya yang salah.Akh..!tidak mungkin, ada-ada saja teman Si Mr. Dollar ini. dunia belum kiamat, bahkan itu menjadi judul lagu dari salah satu band di tanah air.

Tapi Si Mr. Dollar tetap ngotot dengan pendapatnya, keputusan bukan hal yang sederhana, keputusan membutuhkan kecerdasan, membutuhkan analisis, membutuhkan momentum, banyak hal yang harus diperhitungkan setiap mengambil keputusan, demikian ceramah Mr. Dollar.

Keputusan memang bukan sesuatu yang penting, bahkan tidak memutuskan sesuatu pun dunia akan tetap berjalan. Kalau kamu bukan siapa siapa, bukan orang penting, memang keputusan bukan sesuatu yang rumit dalam hidupmu, bahkan mungkin kamu memutuskan sesuatu dengan tidak sadar, bahkan boleh jadi keputusanmu dengan menghitung jumlah kancing baju juga tidak apa-apa. Itu kalau kamu orang awam, tambah Mr. Dollar.Wahh, masuk akal juga ini ocehan Mr. Dollar. Kalau orang seperti Presiden SBY, Jenderal Kopasus, Chaerul Tanjung, Abu Rizal Bakrie, Warrent Buffet, George Zoros, keputusan adalah hal yang paling sulit dalam hidupnya.

Mengambil keputusan bagi orang terntentu, terutama dalam organisasi harus mempertimbangkan tujuan instansi atau organisasi yang telah dirumuskan diawal. Sedangkan tidak semua kondisi mendukung tercapainya tujuan secara mulus. Dalam situasi ini, seorang pengambil keputusan dalam organisasi atau Top Manajemen, harus mempertimbangkan situasi dimana dia mengeksekusi keputusan yang dipandang layak dan tepat.

Situasi yang mungkin terjadi dan menjadi latar belakang dalam mengambil keputusan dapat bermacam-macam seperti: situasi dalam kondisi serba pasti, dalam hal ini, seorang pengambil keputusan atau Top Manajemen, mengeksekusi keputusan dengan kalkulasi peluang yang sudah jelas. Hasil dari keputusan dalam situasi ini, dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang tinggi.

Situsi yang lain adalah dalam kondisi ketidak pastian, mengambil keputusan dalam kondisi tidak pasti adalah suasana distribusi peluang dari keputusan tersebut tidak diketahui dengan jelas. Misalnya seorang Chaerul Tanjung memutuskan ekspansi bisnis dengan membangun Trans Studio di Papua, sedangkan kondisi ke amanan tidak terjamin. Ini disebut mengambil keputusan dalam situasi yang tidak pasti.

Jika dalam proses pembangunan Trans Studio Chaerul tanjung, tiba-tiba Papua bergejolak, terjadi perlawanan rakyat untuk merdeka misalnya, jika situasi ini terjadi maka banyak hal yang akan terpengaruh, seperti stabilitas tidak terjamin, aktivitas ekonomi akan terhambat, dengan sendirinya daya beli masyarakat akan berkurang, dan tentu saja, jika situasi ini terus terjadi, kalaupun Trans Studio telah selesai dibangun, maka pengunjung pun mungkin tidak akan banyak. Jika dalam situasi ini Chaerul Tanjung mengambil keputusan, misalnya melanjutkan atau menghentikan pembangunan  Trans Studio di Papua, tentu bukan keputusan yang mudah, dan ini disebut mengambil keputusan dalam situasi konflik.

Kalau merekasihh, masuk akal banyak mikir kalau memutuskan sesuatu, presiden, jenderal, pengusaha, Warren Buffet, apalagi Chaerul Tanjung mau membangun Trans Studio di Papua. Jawabku sewot, meski dalam hati membenarkan penjelasan panjang lebar si Mr. Dollar temanku. Tapi jangan salah, bukan cuma Chaerul Tanjung yang mikir serius kalau memutuskan keputusan bisnisnya. Menganalisis suasana sebelum memutuskan mengeksekusi keputusan dalam tindakan saya. Kata Mr. Dollar, kalau saham saya rugi karena salah mengambil keputusan, saya mau makan apa? Tiap detik keputusan saya pada saat trading saham begitu penting dan menentukan hidup saya, “kiamat” atau dunia masih berputar. Lanjut Mr. Dollar teman saya dengan ketus.

Jadi teringat, alasan teman saya ini digelari Mr. Dollar, dia Broker saham, dan tahun 1998, dalam tidur pun dia mengingau dan berteriak-teriak Dollar, Dollar, dolllar, karena stress bangkrut main saham dan forex. Mungkin stresnya itu yang dia sebut “kiamat” dalam hidupnya. Untunglah dia telah sembuh kini dan otaknya makin encer saja.

Ternyata keputusan sangat dipengaruhi oleh situasi yang melatarbelakanginya, dan bukan sesuatu yang begitu simple untuk mengeksekusinya, jangan sembarang memutuskan sesuatu, pikirkanlah dengan matang, terutama jika anda adalah “orang penting” dalam organisasi, salah sedikit, biasa “kiamat” hidup anda dan organisasi anda, seperti teman saya, stres dan mendekati gila dialah si Mr. Dollar, untung sudah sembuh…

Daftar Referensi :


  1. Vincent Gasperzs, Ekonomi Manajerial:  Landasan Analisis dan Strategi Bisnis untuk Manajemen Perusahaan dan Industri. Edisi kedelapan/Edisi Revisi 2008; PT. Gramedia Pustaka Utama.
  2. Dominic Salvatore, Ekonomi Manajerial Dalam Ekonomi Global, Edisi Kelima 2005: Salemba Empat.
  3. Fandy Ciptono & Gregorius Chandra, Pemasaran Global; Konteks Offline dan Online. Edisi 2012. UPP STIM YKPN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline